Judul
Setiap media pasti saja memiliki aturan dan prinsip sendiri-sendiri dalam menuliskan judul berita. Kekhasan prinsip di dalam merumuskan judul berita itulah yang pada gilirannya akan membuat media yang bersangkutan dapat diterima oleh pasar dengan baik atau tidak. Kalau dicermati dengan baik, media-media lokal yang ada disekeliling ternyata akhir-akhir ini mulai banyak yang berani mengangkat dimensi-dimensi kelokalan bahasa di dalam perumusan judulnya.Â
Inovasi demikian ini saya rasa baik dan memang harus dilakukan sejauh prinsi-prinsip kebahasaan yang berkaitan dengan pemakaina kata-kata lokal dipenuhi dalam perumusan judul berita tersebut. Koran-koran nasional lazimnya cenderung akan merumuskan judul-judul beritanya secara standar.Â
Bahasa yang digunakan pada umumnya juga bersifat standar dan menghindari unsur-unsur kedaerahan dan kelokalan. Hal demikian dapat dipahami mengingat jangkauan surat kabar nasional sangat luas dan sangat berbeda dengan jangkauan surat kabar lokal. Beberapa prinsip umum di dalam penulisan sebuah judul berita lazimnya dapat dinyatakan sebagai berikut:
Rumusan judul berita yang baik dan benar lazimnya diambilkan dari lead atau teras berita dan rumusan judul itu harus dapat mencerminkan isi beritanya. Rumusannya relative kreatif, inovatif dan kadang-kadang bombastis, sekalipun dimensi kebombastisannya harus tidak berlebihan dan harus proporsional serta cenderung terukur.
Rumusan judul artikel opini/features/dialog sedikit tidak sama dengan rumusam judul berita. Lazimnya, judul semacam artikel diambilkan dari intisari tulisan. Hal demikian disebabkan, artikel opini, feature, dialog, dan yang semacamnya tidak memiliki teras berita atu lead. Relatif sama dengan yang disampaikan di depan, rumusan judul juga harus kreatif, inovatif, dan cenderung provokatif. Seorang penulis yang sudah berpengalaman sudah dipastikan akan dapat merumuskan judul artikel dll dengan baik, memiliki nilai rasa, dan mudah untuk dilihat dan diserap pembaca.
Rumusan judul tulisan yang baik harus memerantikan diksi atau pilihan kata yang tepat.bahasanya harus memikat dan menarik, tetapi tidak boleh menimbulkan salah tafsir atau penafsiran yang ganda (ambigu). Bahasa yang digunakan dalam rumusan judul juga tidak boleh terkesan mengadu domba antarwarga masyarakat atau antarkelompok masyarakat. Alasannya, dasar dari sebuah berita pada hakikatnya adalah fakta, kenyataan, objektif, yang sungguh-sungguh harus ada di dalam realita atau medan data yang sesungguhnya. Jadi, rumusan judul yang baik mutlak harus memegang prinsip-prinsip objektivitas, sekalipun bias saja rumusannya nersifat relative provokatif.
Sesuai dengan kaidah penulisan judul di dalam EYD, huruf pertama kata-kata dalam judul itu harus dikapitaliskan, kecuali untuk kata-kata konjungsi, preposisi, artikel. Jadi, huruf pertama kata kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan, kata bilangan, semuanya harus dikapitalisasikan dalam penulisannya. Akan tetapi, adapula media yang menggunakan kebijakan selingkung, yakni yang hanya menempatkan huruf besar pada kata pertama judul itu. Karena hal yang demikian ini merupakan kebijakan yang sifatnya selingkung tentu saja tidak perlu dipersoalkan. Sejauh terjadi konsistensi dalam penulisan dan tujuan dari penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan yang demikian itu sifatnya purposive, tentu saja akan dapat diterima oleh banyak kalangan.
Lead Berita
Lazimnya lead atau teras berita ditulis dengan menggunakan kalimat aktif, bukan kalimat pasif. Kalimat-kalimat dinyatakan dalam konstruksi pendek. Teras berita harus dibuat menarik, bahasanya tajam, sehingga pembaca tertarik untuk mencermati berita yang akan segera mengikutinya.