Sehari sebelum pertandingan, saya dan teman-teman berlatih sedikit hanya untuk relaksasi otot dan mengingat teknik-teknik yang sudah di pelajari. Aku sangat bersemangat kali ini, aku ingat motivasi-motivasi dari bapak saya dan saya harus bisa menunjukkan yang terbaik.
Saya mendapat giliran terakhir di antara teman-teman saya yang lainnya. Saya bahkan menjadi seorang official untuk teman-teman saya agar bisa melihat arena sebelum bertanding.Â
Banyak teman yang perempuan saya adalah pemula dan akhirnya mereka semua gagal. Aku tahu mereka mungkin seperti saya kemarin, pengalaman pertama mungkin gagal tapi kemudian harus berhasil.Â
Saya melakukan pemanasan dan peregangan otot sebelum pertandingan, saya berdoa dan mengingat bapak saya yang sedang sakit. Saya menangis dan berdoa lagi. Saya berambisi pertandingan ini  semua untuk ayah saya.
Saya meneriakkan suara dengan keras dan optimis bahwa saya harus bisa menunjukkam yang terbaik. Pelatih dan teman-teman saya tanpa henti mendukung saya dan mendoakan saya.Â
Mereka sangat yakin kalau saya bisa, dan saya lebih bersemangat. Pertandingan pertama, lawan saya terlambat memasuki arena akhirnya dia harus didiskualifikasi, saya sangat senang karena dengan ini saya bisa langsung memasuki babak final. Tidak lama ini giliran saya bertanding untuk babak final.Â
Seluruh doa, motivasi dan bayangan dari wajah ayah saya tampaknya mengalir dalam tubuh saya. Seolah-olah tidak ada rasa gugup dalam diri saya. Pertandingan yang saya rasa sangat singkat akhirnya dimenangkan oleh saya.Â
Bahkan seluruh juri mengangkat bendera  berwarna biru, karena pada saat itu saya berada di sudut biru, dan wasit mengangkat tangan saya. Saya segera bersujud syukur dan selalu memanggil nama ayah dalam benak saya.
"Ya, ini semua untuk ayah saya ", lalu  diberikan medali emas oleh juri. Semua teman-teman memeluk saya erat-erat, saya sangat bahagia, dan ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Saya sangat berterima kasih senang akhrinya saya bisa menunjukkan yang terbaik di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H