Tetes-tetes pertama jatuh lamban,
Mengukir alunan di atas atap harapan.
Angin berbisik, memberi hormat pada dedaunan,
Seolah waktu pertemuan mereka tetap diam.
Membawa kenangan yang tak terlupakan.
Setiap tetes memiliki kisah yang terkubur,
Cinta yang pudar dan mimpi yang tenggelam.
Langit kelabu tapi tidak dalam duka,
Karena hujan adalah dialek jiwa.