Kepuasan Emosional:
Kebahagiaan mencakup keadaan emosi positif seperti kegembiraan, kedamaian, cinta, dan syukur. Ini termasuk individu dan hubungannya dengan orang lain. Kepuasan fisik dan kesehatan:
Kesehatan jasmani yang baik dan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti pangan, air, dan tempat tinggal yang memadai dapat memberikan rasa kebahagiaan yang mendasar.
Makna dan tujuan hidup:
Perasaan hidup yang jelas dan perasaan tentang apa yang Anda lakukan dapat memberi Anda perasaan bahagia dan puas yang mendalam.
Hubungan sosial yang baik:
Kualitas hubungan sosial, seperti ikatan keluarga, persahabatan dan kedekatan dengan orang lain, sangat penting untuk mencapai kebahagiaan. Merasa dicintai, dihargai, dan terhubung dengan orang lain dapat membawa kebahagiaan yang signifikan.
Pengembangan dan pertumbuhan diri:
Merasakan perkembangan dan menyadari potensi diri secara intelektual maupun emosional dan spiritual merupakan faktor penting dalam mencapai kebahagiaan. Kesempatan untuk belajar, tumbuh dan berprestasi sangat memuaskan.
Penting untuk diingat bahwa makna kebahagiaan bisa berbeda pada setiap individu, dan apa yang membuat seseorang bahagia bisa berubah seiring berjalannya waktu. Selain itu, kebahagiaan juga merupakan perasaan subjektif yang tidak selalu dapat diukur secara objektif. Setiap orang memiliki kebutuhan, nilai, dan tujuan hidup yang unik, sehingga arti kebahagiaan bagi setiap orang bisa berbeda-beda.
Menurut Aristoteles, kebahagiaan atau eudaimonia adalah tujuan utama kehidupan manusia dan keadaan kebahagiaan yang paling utama. Aristoteles memandang kebahagiaan sebagai tujuan yang diinginkan itu sendiri, bukan sarana untuk mencapai tujuan lain.