Mohon tunggu...
Ega Asnatasia Maharani
Ega Asnatasia Maharani Mohon Tunggu... Dosen - A wanderer soul

Psikolog, Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Saat ini sedang menempuh studi S3 di International Islamic University Malaysia (IIUM) bidang Clinical Psychology.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Pendidikan Anak Usia Dini dan Inklusi: Sebuah Catatan Perjalanan dari United Kingdom

13 Juni 2023   08:15 Diperbarui: 13 Juni 2023   10:20 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi pendidikan di UK sangat menekankan pentingnya perkembangan bahasa. Anak dari umur 0 hingga 5 tahun akan mendapat program pendidikan terintegrasi yang menstimulasi aspek bahasa. 

Anak didorong untuk bertanya, bermain sosial, membaca buku, menyanyikan lagu, membuat cerita dalam ruang yang aman untuk mereka menggunakan imajinasinya. Pendekatan ini memungkinkan anak mengembangkan bahasa, kreativitas, dan kemampuan berkomunikasi sejak dini. 

Peristiwa di awal tulisan ini merupakan satu contoh dimana guru menggunakan segala sumberdaya yang dimilikinya untuk berkomunikasi dengan anak. Guru menggunakan berbagai media visual dan menjalankan pola komunikasi empatik yang didasarkan pada pemahaman bahwa semua anak, bahkan dalam perilaku 'buruknya' sekalipun, sebenarnya hanya berusaha untuk berkomunikasi. 

Pada ABK yang memiliki keterbatasan bahasa, sekolah tetap berperan memfasilitasi  aspek perkembangan ini semaksimal mungkin. Buku-buku amat mudah ditemukan di semua sudut sekolah, guru menguasai bahasa isyarat, dinding sekolah dipenuhi petunjuk visual, hingga sikap guru yang memberi perhatian penuh pada setiap interaksinya dengan anak. 

Contoh lain yang saya temui, di salah satu nursery (tempat penitipan anak), sudut  membaca didesain senyaman mungkin sehingga anak bisa kapan saja datang kesana dan menggunakannya sebagai 'ruang aman'. Alih-alih dilengkapi bangku-bangku kaku dan buku yang sulit diraih, area membaca ini justru  dilengkapi dengan bantal, selimut, boneka sehingga anak nyaman berada disana.

Selain itu, pendidik di UK juga menaruh perhatian khusus pada anak-anak yang tidak menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa utamanya. Hal ini dibentuk kondisi sosial-budaya dimana Inggris Raya memiliki populasi imigran yang cukup besar, serta menjadi rumah bagi beragam etnis minoritas dari berbagai negara. 

Anak-anak ini dianggap memiliki kebutuhan tambahan (additional needs) sehingga sekolah juga wajib menyediakan dukungan belajar, salah satunya melalui program English as an Additional Language (EAL).

Keterlibatan aktif orangtua dan komunitas. 

Salah satu pilar utama dari sistem pendidikan dasar dan inklusi di UK adalah keterlibatan aktif dari orangtua dan komunitas melalui berbagai bentuk. Ini meliputi komunikasi intensif antara guru dan sekolah, penyediaan informasi yang detail tentang perkembangan anak dan dapat diakses kapan saja (real time), dan pelibatan orangtua dalam pengambilan keputusan. 

Hubungan sinergis ini terbentuk karena orangtua menghormati guru sebagai orang yang ahli di bidangnya, dan sebaliknya guru juga memiliki keyakinan bahwa orangtua adalah sumber informasi terbaik jika menyangkut perkembangan anak. 

Adanya budaya mutual respect (saling menghormati) ini memungkinkan guru dan sekolah menjalin hubungan kemitraan yang erat alih-alih sekedar sebagai penyedia layanan pendidikan dan penggunanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun