"Al, ayo makan."
"Hmm...belum lapar kak," Jawab Alya dengan wajah lesu dan tatapan mata yang sangat lelah.
"Ya udah," Arfan meninggalkan Alya.
Sudah berhari-hari sikap Alya berubah. Awalnya Alya ceria, tapi dia jadi pendiam, merenung, senyum saja sulit. Arfan tahu, pasti adiknya tidak baik-baik saja.
"Dimana Ar adikmu?" Tanya Ibu pada Arfan
"Di kamar Bu, nanti biar Arfan bawain makanan ke kamarnya." Ucap Arfan, lalu dia duduk di kursi.Â
"Hmm...Bu, Alya kenapa jadi gitu?"Â
"Dia habis bertemu orang yang menyakiti hatinya. Dia mendengar kata-kata kasar dari orang lain yang dia anggap baik."
"Bukan sekedar kata-kata, tapi perlakuan yang tidak baik juga dari orang itu pastinya. Arfan jadi ikut sedih, biasanya Alya ceria. Tapi sekarang dia cuma diam, merenung di kamar."
"Iya, makanya sekarang dia menghindar dari orang-orang." Tambah Ibu.
Selesai makan, Arfan benar-benar membawakan satu porsi makan sore ke kamar Alya.
Tok...tok...tok
Tidak ada suara Alya menjawab ketukan pintu. Arfan menunggu, siapa tahu Alya akan membukakan pintu.
Ditunggu-tunggu pun pintu kamar Alya tidak dibuka-buka. Arfan mencoba membuka dari luar. Ternyata bisa, karena memang tidak dikunci.
Arfan masuk ke dalam kamar pelan-pelan, melihat Alya yang sedang tidur di kursi yang menghadap jendela luar.
Arfan menaruh makan sore di meja samping kursi itu. Lalu memanggil Alya lagi, "Alya, Alya, makan sedikit saja."
Alya membuka matanya, mata yang bengkak, terlihat masih sembab.Â
"Enggak kak, nanti aja."
"Nanti asam lambungmu kumat gimana?"Â
"Gakpapa, aku udah sakit, tambah sakit juga gakpapa."
"Awalnya cuma hatimu yang sakit, sekarang fisik kamu ikut sakit. Semoga orang yang menyakiti kamu dapat balasan." Arfan mengungkapkan kekesalannya.
"Kamu dulu ceria, sekarang kamu beda. Adik kakak lagi hilang kemana?" Tambah Arfan.
Mendengar ungkapan dari kakaknya, Alya tetap diam. Wajahnya melamun dengan tatapan mata yang kosong. Saat itu, Arfan semakin merasa sedih, dia hanya berharap hari-hari yang membuat perasaan buruk segera berlalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H