"Eh, ini huruf, huruf apa ya? Jauh banget tulisannya. Mataku ngeblur!"Â
"Dipakai kacamatanya Rin, gunanya kacamata kamu bawa buat apa kalau gak dipakai." Salsa merasa heran dengan Rin.
"Iya, aku coba melihat tulisan di atas itu. Ternyata memang mata aku minus." Lalu Rin memakai kacamata lagi.Â
Rin dan Salsa, dua siswi di satu kelas yang sama. Mereka pulang lebih sore dari biasanya, karena harus hadir di ekstrakurikuler bahasa.
"Sal, nanti kita lari ya. Udah mendung tuh, aku takut kehujanan."
"Emang kamu bakal berubah jadi duyung kalau kehujanan?"
"Karena aku pakai kacamata, padahal aku dulu suka main hujan."
"Satu, dua, ti... Lariiii." Salsa berlari, pergi meninggalkan Rin. Wajah Rin terkejut, tapi dia langsung menyusul Salsa.
"Salsa, curang kamu!" Teriak Rin.
Tidak lama, Salsa berhenti. Lalu menengok ke arah Rin. Ternyata Salsa sudah kelelahan, nafasnya terengah-engah.Â
"Kasihan sekali,"
"Kasihan, kasihan."
Dua teman yang saling meledek satu sama lain. Kemudian gerimis mengiringi ledekan mereka berdua. Salsa panik mencari tempat untuk berteduh. Lalu dia berlari di depan pos satpam.Â
"Rin, ke sini, gerimis! Nanti kamu jadi duyung kena air."
"Wah, tapi, hujan-hujanan itu seru."
"Masih pake seragam, malah main hujan-hujanan."
Setelah omelan Salsa, justru hujan semakin deras. Rin tertawa bahagia, dia tidak ingin berteduh. Rin tersenyum dengan menengadahkan telapak tangannya untuk merasakan butir hujan yang turun.
"Ya ampun, mana kacamatanya masih dipakai lagi."
"Gakpapaa Salsa, siapa tahu habis itu sakitku sembuh setelah main hujaan."
Salsa berhenti mengomel dan berubah tersenyum mendengarkan ucapan Rin. Dia hanya melihati Rin dari tempatnya berteduh dan Rin masih terus bermain dengan hujan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H