Hari sudah berganti, cuaca di bumi ini juga berbeda-beda setiap harinya. Aku merasa khawatir jika hujan terlalu deras dan angin bertiup kencang. Apalagi sore menjelang malam ini benar-benar mendung, aku berharap aku tidak kehujanan.
"Kak," Panggil adikku.
"Kenapa?" Tanyaku pada dia.
"Hati-hati ya di jalan, jangan terlalu ngebut." Ucap adikku. Memang setiap hari dia selalu berpesan padaku untuk hati-hati.
"Iya, do'ain kakak ya. Semoga kakak aman dan selamat." Jawabku, ku sertai tambahan kalimat lainnya.
"Iya kak, hati-hati ya kak." Kemudian dia melambaikan tangannya.
Lalu aku nyalakan motor dan lama-kelamaan rumahku tak terlihat dari pandangan mata. Hingga aku bertemu jalan raya yang ramai, mau menyeberang saja terkadang susah.Â
Tapi aku mengingat pesan adikku, untuk hati-hati. Hati-hati yang berarti juga pesan untuk sabar.Â
Akhirnya aku berhasil menyeberangi jalan. Aku lanjutkan lagi perjalananku dan harus melewati tempat dengan lampu yang minim cahaya. Saat melewati tempat inilah, aku harus semakin berhati-hati dan berdo'a lagi dalam hati.
Jika bertemu pengendara lain yang melintas, sangat senang rasanya. Seperti bertemu teman, walau kenal juga tidak.
Aku menempuh perjalanan, melewati jalan yang ramai, sepi, cahaya terang, dan minim cahaya. Terasa harus hati-hati, apalagi mengingat pesan adikku. Ketika aku pulang kembali, dia pasti akan menunjukkan senyuman manisnya dan membuat perasaan lelah ini hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H