"Segini saja, kamu akan kenyang dan bisa tidur malam dengan nyenyak." Ucap Lusi, ukuran donat cukup besar. Setengah bagian saja pasti sudah membuat kucing kenyang.
"Meong," Setelah itu kucing lari dan membawa donat dengan dia gigit di mulutnya.
Lusi tersenyum, dia lanjut menuju motor, memakai helm, lalu menyalakan motor kesayangannya. Perlahan-lahan dia keluar dari wilayah toko roti miliknya menuju jalanan sepi dengan lampu-lampu redup yang entah sampai kapan akan tetap redup seperti itu.
"Sudah aku duga, lebih terang karena cahaya rembulan."Â
Benar yang Lusi pikir, dia lalu menepati ucapannya dengan bersenandung kecil.
"Suara senandungku bagus juga ya, merdu,"Â
Sengaja Lusi tidak mempercepat laju motornya, dia ingin menikmati waktu malam ini. Malam rembulan terang-benderang, sebut saja malam bulan purnama.Â
"Auuuuuuuuuuu,"
"Apa itu suara serigala? Mengaum? Kenapa seperti di film-film? Aku seperti pemeran utama yang sendirian dan melewati jalan sepi di iringi auman serigala. Apa karena itu banyak orang yang tidak keluar malam ini? Tapi tenang saja Lusi, suara itu jauh. Dan kamu ingin bersantai saat ini."
Lusi mengajak bicara dirinya sendiri, hal itu agar dia tidak takut. Karena perjalanan menuju rumah juga masih cukup jauh.Â
"Loh, loh,...kok motornya jalannya aneh," Akhirnya Lusi memutuskan untuk berhenti, turun dari motor, dan melihat ke arah motornya.