Sepertinya sudah tidak asing lagi jika kita mendengar Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada umumnya KKN digambarkan seperti beberapa mahasiswa yang tinggal di sebuah desa dalam beberapa waktu untuk mengikuti kegiatan yang ada di desa dan menjalankan program kerja yang telah direncanakan sebagai wujud pengaplikasian ilmu yang sudah didapat di dunia perkuliahan.
Tahun 2018 ini, untuk pertama kalinya Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW Salatiga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa tahun ke 3 yang berlangsung selama satu bulan di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Dalam satu kecamatan ini, dipakai dua desa untuk lokasi KKN yaitu Desa Ngrapah dan Desa Sepakung. Setiap kelompok ditempatkan di satu dusun berbeda untuk melaksanakan program kerjanya masing-masing.
Kelompok kami bertempatan di Dusun Ngrapah Krajan yang berlokasi di Desa Ngrapah. Selama satu bulan tinggal disini, kami melakukan empat program kerja yang sudah kami rencakan sebelum kami berangkat KKN. Program-program yang kami jalankan adalah:
1. PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah)
2. RUBUHA (Rumah Burung Hantu)
Burung hantu digunakan sebagai hewan pembasmi tikus yang efektif dibandingkan dengan mengunakan racun tikus atau perburuan tikus secara manual (gropoyokan). Burung hantu pun memerlukan tempat untuk menetap, bereproduksi, dan mencari mangsa yaitu tikus. Maka dari itu pembutaan RUBUHA (Rumah Burung Hantu) merupakan langkah yang tepat untuk mengendalikan populasi hama tikus di Dusun Ngrapah Krajan.
3. Pemberdayaan Siswa/i SD
Pemberdayaan siswa/i sekolah dasar (SD) dilaksanakan dengan cara menyampaikan materi dan pelaksanaan penanaman dengan sistem hidroponik sederhana yang memiliki tujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak bahwa pertanian itu tidak harus menanam menggunakan tanah dan memerlukan lahan yang luas, tetapi menanam bisa juga dilakukan tanpa menggunakan tanah dan di lahan yang tidak luas.
Langkah pertama yang di lakukan adalah mengkumpulkan botol bekas dan gelas plastik. Botol mineral diberi lubang sesuai dengan besarnya gelas plastik, gelas plastik yang sudah ada di beri lubang di bagian bawah gelas guna untuk memasukkan kain sumbu dan tempat tumbuhnya akar. Setelah botol plastik di beri lubang kemudian siap digunakan untuk hidroponik sederhana.
4. Pot Jerami
Di dusun ini jerami dimanfaatkan untuk pakan ternak, tetapi hal ini pun belum efektif dalam pemanfaatan jerami. Program kerja yang kami lakukan dalam pemanfaatan jerami adalah sebagai bahan dasar dalam pembuatan pot, sehingga pot ini diberi nama pot jerami.
Pembuatan pot jerami ini cukup mudah yaitu jerami dipotong kecil-kecil lalu dicuci dengan air mengalir, setelah itu jerami diblender agar halus dan diperas untuk mebuang airnya.Â
Jerami yang sudah diblender dicampurkan dengan lem yang terbuat dari tepung tapioka, lalu dicetak menggunakan pot yang sudah dilapisi plastik. Jerami yang sudah dicetak kemudian dijemur di panas matahari.
Pot jerami ini bisa digunakan sebagai wadah tanaman yang membutuhkan sedikit air seperti kaktus atau untuk tanaman hias palsu yang bisa dijadikan pajangan. Kami mengisi pot jerami ini dengan media campuran pasir malang dengan pupuk kompos yang digunakan untuk menanam kaktus. Pembutan pot jerami ini kami sosialisasikan kepada karang taruna Dusun Ngrapah Krajan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H