Lahan di Indonesia banyak digunakan untuk lahan pertanian sehingga ada baiknya dilakukan analisis tanah terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi dan karakteristik tanah. Analisis tanah yang dilakukan meliputi analisis sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.
Balai Penelitian Tanah memiliki beberapa laboratorium untuk menganalisis tanah, salah satunya adalah Laboratorium Kimia tanah yang menjadi tempat untuk melakukan analisis sifat kimia tanah. Labarotaorium Kimia Tanah ini telah terakreditasi sebagai Laboratorium Penguji berdasarkan SNI 19-17025-2000.
Dalam melakukan analisis sifat kimia tanah di Laboratorium Kimia Tanah Terakreditasi ini, digunakan alat-alat yang tidak semua laboratorium tanah di Indonesia memilikinya. Berikut adalah beberapa alat yang digunakan:
1. Bottle-top dispenser
Cara kerjanya adalah dengan mengatur volume larutan yang diperlukan, lalu pompa ditarik ke atas untuk mengambil larutan di dalam botol, kemudian pompa diturunkan untuk mengeluarkan larutan.
2. Mikropipet
Mikropipet dengan pengambilan volume terbanyak adalah sebanyak 10 ml, sehingga ukuran mikropipet pun tidak terlalu besar. Cara kerjanya adalah dengan menekan ujung mikropipet untuk mengambil atau mengeluarkan larutan.
3. Buret digital
Volume larutan yang dikeluarkan dapat diketahui dengan melihat berapa jumlah larutan yang tersisa pada buret.
Proses titrasi akan lebih mudah jika dilakukan dengan buret digital karena alat ini hanya perlu diletakkan diatas botol larutan yang dibutuhkan, lalu roda grip diputar untuk mengeluarkan larutan.
Volume larutan yang dikeluarkan dapat dilihat langsung di layar buret digital. Alat ini juga memiliki keakuratan yang sangat baik sehingga dapat meminimalisir kesalahan jika dibandingkan dengan penggunaan buret dan statif.
4. Diluter hamilton
Jika larutan yang akan diencerkan berjumlah banyak maka proses pengenceran akan berlangsung sangat lama. Diluter Hamilton merupakan alat untuk melakukan proses pengenceran yang lebih cepat dan mudah.
Volume larutan dan air bebas ion dapat langsung diatur, lalu tombol pada pen ditekan untuk mengambil larutan, sedangkan air bebas ion sudah terambil secara otomati.
Pengenceran dapat langsung dilakukan dalam alat ini dan dikeluarkan dengan menekan tombol pada pen. Hasil pengenceran akan lebih akurat karena jumlah larutan yang diambil lebih tepat dibandingkan dengan menggunakan pipet ukur.
5. Spektrofotometer
Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Hasil pengukuran dapat dilihat di layar spektrofotometer, dan dapat langsung di cetak sebagai data hasil analisis
6. Auto analyzer
Saat alat mengambil larutan untuk dianalisis, secara bersamaan alat ini juga mengambil larutan-larutan pereaksi melalui selang yang sudah dipasang dari alat ke dalam botol larutan pereaksi lalu semua larutan tercampur menjadi satu dan kemudian diukur absorbansinya.
7. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Setalah itu cahaya dari lampu katoda dilewatkan untuk mengukur cahaya yang diserap oleh partikel-partikel di dalam larutan. Lampu katoda yang digunakan harus terbuat dari unsur yang sejenis dengan unsur yang akan dianalisis, sehingga setiap unsur memiliki satu lampu katoda.
Alat ini dapat terhubung dengan computer sehingga hasil analisis dapat langsung dilihat pada layar komputer yang memperlihatkan gelombang serta nilai absorbansinya, yang kemudian hasilnya dapat disimpan atau dicetak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H