Dalam pembahasan kali ini, saya akan mengupas 3 topik besar yang akan membuka opini kita terhadap isus-isu yang ada di masyarakat. Retorika, Agitasi, dan Propaganda selalu muncul didalam masyarakat. Pertama saya akan membahas mengenai Retorika. Retorika yang ada merupakan aspek tradisional yang nantinya akan menghasilkan sekumpulan orator. Di dalam Retorika ini akan muncul suatu persetujuan atau kesepakatan dari para orator-orator tersebut. Kesepakatan  Retorika tersebut muncul karena adanya suatu argument atau konsep sehingga muncullah kesepakatan tersebut. Retorika bukanlah propaganda. Retorika lebih dekat dengan agitasi karena bersifat ajakan agar orang lain ikut sepakat dengan argument yang telah diberikan.
 Pembahasan ke 2 yaiut Propaganda. Di dalam propaganda terdapat upaya untuk membangun sebuah paradigma-paradigma dari nilai value tertentu. Yang dapat dilakukan dengan cara mengeksekusi semua hal yang sederhana dan mudah dipahami secara intens. Contoh yang sedang hangat-hangatnya adalah Propaganda Anies Sandi ( pasangan Gubernur terpilih DKI Jakarta ). Oke Oce sebutan yang paling menarik dari pasangan Gubernur terpilih DKI Jakarta ini. Sebutan yang di sampaikan Anies Sandi ini seketika menjadi viral dan membuat semua orang ikut mempergunakannya sebagai bentuk komunikasi yang menarik di masyarakat.
 Namun bila dilihat pasangan Calon Gubernur lainnya yaitu  Ahok Djarot, mereka tidak memiliki hal-hal yang dapat dijadikan propaganda. Karena Propaganda yang dibuat Anies Sandi “ Oke Oce “ sangatlah sederhana, mudah dipahami,  dan intens. Propaganda yang ada dapat mencakup hubungan yang sangat luas. Sehingga, Propaganda ini dapat membuat suatu ketertarikan bagi orang yang membuatnya dengan memanfaatkan segala argumen yang muncul dari pemikiran orang lain.
Pembahasan yang ke 3 yaitu Agitasi. Yang menjadi fokus utama Agitasi fokus yaitu pada kelompok kecil  ( Spesific group ). Tujuan kelompok kecil ini adalah khusus membahas isu-isu tertentu yang berkaitan dengan kelompok mereka. Contoh sederhananya yaitu rumah lembang yang menjadi basecamp dari pasangan Basuki Djarot pada Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Orang-orang yang tergabung di Rumah Lembanga ini hanyalah orang-orang terpilih. Penseleksian ini dilakukan guna mendukung kemenangan pasangan calon nomor urut 2 pada waktu itu. Pada intinya, agitasi bukanlah berasal dari banyak orang, Namun dalam agitasi ini terdapat penseleksian untuk masuk ke dalam kelompok kecil ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!