Keberhasilan tentara Salib bukanlah karena keunggulan strategi militer. Keberhasilan mereka banyak ditentukan oleh kelemahan orang-orang Seljuk (Turki) akibat meninggalnya Malik Syah. Orang-orang Turki terpecah belah. Ciri khas tentara Salib ialah merusak apa saja yang ditemuinya dan membakarnya.
Perang Salib II (1147 – 1149)
Malik Syah digantikan oleh Imaduddin Zanki. Ia mengumpulkan sisa-sisa kekuatan Saljuk. Namun tak lama kemudian ia meninggal. Ia digantikan oleh anaknya, Nuruddin Zanki. Ia berhasil menumpas pemberontakan orang-orang Armenia. Kemenangan ini membuat orang-orang Eropa Barat bangkit lagi hasratnya untuk kembali ke dunia Timur.
Seorang rahib termasyur pada zaman itu, Bernard dari Clairvux, menghasut dan mengobarkan semangat Perang Salib kepada orang-orang Eropa Barat. Yang memimpin tentara Salib adalah raja Perancis, Louis VII, dan kaisar Jerman, Konrad III. Di sini jelas sekali faktor dan motif politik semakin menonjol. Namun usaha mereka gagal untuk menguasai Damaskus dan Askalon, karena dipatahkan oleh pasukan Nuruddin Zanki.
Perang Salib III (1189 – 1192)
Perang ini berawal dari kekalahan tentara Salib di Palestina dekat Tiberias (1187) dan penaklukan Yerusalem oleh Sultan Saladin dari Mesir. Tentara Salib dipimpin oleh kaisar Jerman, Friedrich III/Barbarossa, bersama dengan raja Inggris, Richard, dan raja Perancis, Philippe II. Raja Richard berhasil merebut kota Akko dan ia juga mengikat perjanjian dengan Sultan Saladin. Isi perjanjiannya ialah orang-orang Kristen diperbolehkan tinggal di daerah pesisir antara Tyrus dan Jaffa, serta para peziarah diperbolehkan mengunjungi Yerusalem secara bebas.
Perang Salib IV (1202 – 1204)
Paus Innocentius III (1198 – 1216) ingin menguasai Mesir dan mengirim tentara Eropa Barat untuk menyerang Mesir. Ekspedisi ini dibiayai oleh pemerintah Venesia. Pasukan ini ternyata tidak pernah tiba di Palestina. Kekuatannya dipergunakan untuk menghancurkan pesaing perdagangan Venesia, yaitu Konstantinopel. Tentara Salib akhirnya menduduki dan menjarah kota Konstantinopel, lalu dijadikan kekaisaran yang takluk pada Gereja Roma.
Perang Salib V (1218 – 1221)
Perang Salib ini cukup singkat. Sebelumnya Paus Innocentinus III mendorong usaha serangan militer ke Mesir. Paus penggantinya, Honorius III, meneruskan usaha ini.
Tentara Salib berhasil menguasai kota Damietta di pantai Mesir (1219). Akan tetapi pada  1221 kota terpaksa terlepas lagi. Pada masa inilah Fransiskus dari Asisi memulai usahanya untuk mengabarkan Injil kepada sultan Mesir, Al-Kamil.