Indonesia sebagai salah satu negara yang masih berada pada tahap negara berkembang, saat ini berada pada kondisi tertinggal khususnya dalam bidang literasi dibandingkan dengan negara lain, seperti halnya di lingkup ASEAN Indonesia masih berada sangat jauh tertinggal secara kualitas pendidikan atau literasi dibandingkan dengan negara Singapura, Malaysia, Thailand, dan juga Brunei.Â
Ketertinggalan literasi ini mencakup beberapa macam literasi seperti literasi aksara, literasi finansial, literasi sains, literasi budaya, dan literasi teknologi. Ketertinggalan tersebut merupakan realitas yang tidak dapat dipungkiri dan perlu diselesaikan segera.
Beberapa hasil survey menempatkan Indonesia pada peringkat bawah dalam bidang literasi. Salah satu survey yang menunjukan bahwa tingkat kemampuan literasi di Indonesia masih rendah adalah survey yang dilakukan oleh PISA (Programme for International Student Asessment) yang dilaksanakan pada tahun 2018 yang menempatkan indonesia berada pada peringkat 72 dari 77 negara yang disurvey, dengan hasil nilai yang diraih pada ketiga bidang yang diteskan yaitu bidang matematika, membaca, dan sains, secara umum hasil skor menunjukan penurunan dibandingkan tes sebelumnya yaitu PISA tahun 2015 dimana pelajar Indonesia pada tahun tersebut mampu meraih skor membaca yang ada di peringkat 65, skor sains peringkat 64, dan skor matematika peringkat 66, dibandingkan dengan tahun 2018 skor membaca Indonesia hanya berada di peringkat 72 dari 77 negara, lalu skor matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara.
Apabila dibandingkan dengan hasil-hasil dari negara tetangga dalam cakupan ASEAN Indonesia berada paling bawah bersama Filipina yang mendapat peringkat terakhir dalam membaca dan skor kedua terakhir di dua bidang lain.Â
Sementara itu Singapura konsisten mendapat peringkat teratas di tiga bidang, bahkan mengalahkan Jepang dan Korea Selatan. Lalu negara jiran yaitu Malaysia berada pada peringkat menengah dan hampir menembus ranking 30 besar secara keseluruhan.
Kondisi-kondisi ini menunjukan bahwa kondisi pendidikan khususnya literasi dalam bidang membaca, matematika dan sains berada pada kondisi yang darurat dan perlu segera dilakukan reformasi secara masif dan efektif agar dapat meningkatkan mutu kualitas literasi bangsa disertai dengan meningkatnya mutu kualitas manusia yang ada di Indonesia.Â
Peningkatan-peningkatan ini perlu didorong secara masif oleh program pemerintah yang tepat sasaran disertai mampu untuk mengakomodasi secara penuh intensifikasi literasi yang bukan hanya terbatas di ruang lingkup sekolah saja melainkan tersebar ke seluruh lini masyarakat baik dari kalangan atas maupun bawah.Â
Program peningkatan literasi ini pun mampu didorong secara mandiri oleh agen-agen penggerak literasi bangsa yang peduli terhadap pendidikan dan nasib sumber daya manusia indonesia demi membudayakan dan membudidayakan literasi pada setiap lini-lini kehidupan bangsa indonesia.
Beberapa ahli menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya literasi. Menurut Fardiyani (2010) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi literasi yaitu seperti intelegensi, jenis kelamin, perkembangan motorik, kondisi fisik, kesehatan fisik, lingkungan, perbedaan status sosial keluarga termasuk didalamnya keterlibatan orangtua dalam pemberdayaan literasi. Lalu menurut Deborah  (2006)  menjelaskan  bahwa ketertarikan anak dalam membaca mempunyai  hubungan  yang  kuat  dengan cara yang digunakan ibu dalam membacakan buku.
Pendapat dari dua ahli tersebut cukup menyiratkan bahwa peran serta keluarga dalam memberdayakan literasi keluarga akan sangat berdampak pada kondisi atau motivasi anak untuk melakukan literasi.Â
Selain itu selain adanya motivasi yang dapat timbul oleh dorongan keluarga, motivasi peserta didik untuk belajar biasanya dipengaruhi juga oleh unsur yang penting dalam mewujudkan proses kegiatan pendidikan dan pengajaran yang berupa bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam belajar, yang pada gilirannya dapat mendorong minat siswa dalam pencapaian hasil belajar secara optimal.