Mohon tunggu...
Efril Zen M Tondang, S.IP, RFP
Efril Zen M Tondang, S.IP, RFP Mohon Tunggu... Financial Consultant -

Penulis adalah Seorang Perencana Keuangan yang sudah menekuni profesi Perencana Keuangan lebih dari 10 Tahun. Registered Financial Planner dari Universitas Indonesia dan FPSB Indonesia Telah membantu ratusan orang menyiapkan solusi financial untuk masa depan keluarganya Terpanggil untuk membantu masyarakat Indonesia mengerti pentingnya membuat perencanaan keuangan untuk masa depan yang lebih baik. Financial Consultant 081315674233

Selanjutnya

Tutup

Money

Surat Cinta Ayah (Misi Mulia Seorang Agen Asuransi)

18 Oktober 2016   03:47 Diperbarui: 28 Oktober 2016   12:40 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Anda menanyakan kepada Agen Asuransi apakah menjadi Agen Asuransi merupakan cita-citanya? Anda akan mendapatkan jawaban yang hampir sama jika Anda bertanya kepada ribuan, puluhan ribuan, bahkan jika Anda bertanya kepada kurang lebih 513 Ribu Agen Asuransi berlisensi (Data AAJI Juni 2016). Jawabannya adalah : "Bukan"

Menjadi Seorang Agen Asuransi bukanlah cita-cita Masa Kecil para agen asuransi. Lalu bagaimana mereka bisa masuk ke dalam salah satu industri yang paling cepat perkembangannya di Indonesia ini?

Berikut akan Saya ceritakan sebuah kisah cerita yang melegenda di dunia asuransi yang sangat menginspirasi jutaan orang di dunia. Cerita ini akan saya beri judul :

Surat Cinta Ayah untuk Keluarga

Alkisah ada 6 orang laki-laki yang bersahabat akrab. Yang pertama, menjadi seorang Rohaniawan. Yang kedua, menjadi seorang Bankir. Yang ketiga, menjadi seorang Pengacara. Yang keempat, menjadi seorang Dokter Spesialis Jantung. Yang kelima, menjadi seorang Pengusaha. Yang keenam menjadi Agen Asuransi. Ditengah kesibukan masing-masing mereka berenam sering meluangkan waktu sekedar minum kopi bersama, melakukan hobi yang sama, kumpul di rumah salah satu diantara mereka secara bergantian. Demikian juga pasangan mereka juga ikut bersahabat akrab.

Suatu ketika secara tiba-tiba si pengusaha jatuh sakit dan sakitnya ini gangguan jantung dan harus segera ditangani dokter. Tentunya istri pengusaha ini langsung menghubungi rekan suaminya yang adalah dokter spesialis jantung. Sang dokter yang merupakan sahabat dekat suaminya sudah berusaha yang terbaik, memberikan pengobatan yang terbaik yang dapat dia lakukan untuk sahabatnya, tetapi Tuhan berkehendak lain. Pengusaha ini akhirnya meninggal dunia.

Semua ke 5 sahabat almarhum langsung siap membantu keluarga almarhum sahabat mereka hingga acara pemakaman. Kelima sahabat almarhum merasakan duka yang sangat mendalam seperti keluarga yang ditinggalkan sahabat mereka.

3 hari setelah pemakanan si dokter mencoba menghubungi istri almarhum dan bercerita bahwa sebelum meninggal dunia dialah yang menjadi penjamin seluruh biaya pengobatan almarhum dan si dokter mengatakan jasa sebagai dokter spesialis jantung akan digratiskan, namun tagihan lain-lain yang merupakan pengeluaran yang dikeluarkan Rumah Sakit harus tetap dibayar dan diberikan waktu 1 Minggu untuk melunasinya. Hanya itu yang bisa dibantu oleh si dokter sahabat almarhum.

Lalu di hari yang sama yang rohaniawan datang untuk memberikan siraman rohani untuk menghibur dan menguatkan istri dan keluarga almarhum dan berkata Saya tidak bisa membantu biaya pengobatan almarhum. Saya hanya bisa berdoa buat Ibu dan keluarga dan almarhum agar diberikan Tuhan tempat yang terbaik disisiNya.

Beberapa hari kemudian datanglah sahabat almarhum yang berprofesi sebagai Bankir dan memberitahu istri almarhum bahwa suaminya ketika hidup meminjam sekian Milyar Dana untuk mengembangkan bisnisnya melalui Bank dimana dia bekerja. Sebagai teman tidak bisa berbuat apa-apa, hutang usaha ke Bank harus tetap dibayarkan. Paling hanya bisa bantu kasih keringanan-keringanan yang sekiranya tidak melanggar SOP Perusahaan. Jika tidak diselesaikan rumah dan aset-aset yang diagunkan ke Bank akan disita. Sang istri almarhumpun tertunduk lesu dan tidak tau harus pakai cara apa menyelesaikan hutang yang sedemikian besarnya sedangkan dia tidak dilibatkan almarhum suaminya dalam menjalankan bisnisnya.

Bisnisnya terus merugi dan terancam tutup sejak suaminya meninggal. Lalu kemudian sahabat almarhum yang Pengacara datang bersamaan dengan sahabat almarhum yang berprofesi sebagai agen asuransi. Si Pengacara datang dan menjelasakan apa yang dia bisa bantu adalah hanya sekedar penangguhan sementara sita aset oleh Bank dan mengajukan permohonan keringanan dengan cara menyelesaikan utang usahanya dengan bertahap menunggu beberapa aset peninggalan almarhum laku terjual jika memang tidak pegang uang tunai yang cukup. Mendengar tawaran ini istri almarhum menangis menitikkan air mata tiada henti sambil memeluk kedua buah hatinya.

Lalu sahabat almarhum yang berprofesi sebagai agen asuransi tidak dapat lagi menahan dirinya untuk segera menceritakan pesan almarhum kepadanya. Lalu dia menceritakan amanah dari almarhum. Bu, mohon maaf sebelumnya Saya belum menceritakan hal ini dari kemaren karena Saya pikir Ibu dan keluarga besar masih sangat dalam duka yang mendalam atas kepergian Suami Ibu yang juga sahabat Saya.

Begini Bu, tahun lalu Saya ada bertemu dengan almarhum membicarakan sebuah gagasan untuk menciptakan perlindungan aset yang dimiliki almarhum dengan program asuransi jiwa mengingat almarhum mengagunkan semua surat-surat aset untuk mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 10 Milyar dari Bank guna pengembangan bisnisnya. Ide tersebut disambut baik oleh almarhum dan beliau telah mengambil Sebuah Program di Perusahaan Saya bekerja dengan total manfaat Rp. 15 Milyar. Rp. 10 Milyar untuk jaminan pelunasan utang usaha dan Rp. 5 Milyar untuk kebutuhan biaya hidup Ibu dan anak-anak.

Beliau seoarang yang luar biasa Bu. Almarhum suami Ibu sangat mencintai Ibu dan anak-anaknya. Beliau berpesan ke Saya untuk menyampaikan bahwa beliau bekerja keras adalah untuk Ibu dan anak-anak. Jadi Bu, tidak usah khawatir Saya akan urus segera klaimnya agar Ibu segera dapat melunasi biaya Rumah Sakit, melunasi utang usaha dan dapat melanjutkan kehidupan Ibu dan anak-anak seperti harapan almarhum di masa hidupnya. Ibu yang kuat, sabar, dan tabah ya Bu. Saya yang akan urus semuanya sampai dananya cair Bu.

Lalu istri almarhum tak kuasa lagi menahan haru mengetahui betapa besarnya cinta suaminya kepadanya dan kepada anak-anaknya dan betapa luar biasanya sahabat almarhum suaminya yang berprofesi sebagai agen asuransi.

Dia berkata dalam hatinya, sungguh ini seperti menemukan mata air dipadang gurun. Ini seperti mimpi. Sungguh seperti malaikat datang membawa harapan untuk melanjutkan kehidupan yang masih panjang terbentang ke depan terlebih untuk kedua buah hatinya.

Dalam hatinya, agen asuransi adalah malaikat tanpa sayap. Yang semula sahabat almarhum yang paling Saya hindari. Yang paling Saya takuti kalau suami Saya didekati. Yang paling Saya tidak harapkan kehadirannya hanya mengganggu ketenangan saya dan suami Saya. Oh Tuhan maafkanlah Saya selama ini Saya sudah salah besar. Ternyata agen asuransi inilah yang paling bisa membantu kesusahan Saya dan anak-anak di saat seperti ini.

Singkat cerita Istri almarhum dan anak-anaknya hidup sejahtera dan kisahnya menginsiprasi sahabat-sahabatnya yang lain untuk mengambil program perlindungan keuangan keluarga mereka dan kisah ini menginspirasi jutaan keluarga di dunia untuk mengambil asuransi jiwa dan juga telah menjadi inspirasi bagi banyak agen asuransi untuk menjadi agen asuransi yang akan menolong banyak orang untuk memahami arti cinta dalam satu keluarga dengan menyatakannya dalam sebuah surat cinta untk keluarga yaitu Polis Asuransi Jiwa. Ya, Surat Cinta Ayah untuk keluarga dalam sebuah Polis Asuransi.

(Sumber : Disadur dari berbagai sumber)

Semoga kisah ini menginspirasi banyak orang untuk memahami misi mulia seorang agen asuransi. Bahwa agen asuransi bukanlah orang yang mendapat keuntungan terbesar dari sebuah Polis Asuransi tetapi keluarga yang ditinggalkan yang punya Polislah yang menikmati manfaat terbesar dari sebuah Polis Asuransi.

Semoga kisah ini juga memberikan dorongan semangat buat para calon agen asuransi untuk bergabung dalam misi mulia ini dan seluruh agen asuransi untuk meneruskan misi mulia ini.

Penulis mengucapkan terimakasih buat waktunya telah membaca tulisan Saya ini. Semoga bermanfaat.

Salam hangat untuk seluruh keluarga Indonesia.

Efril Zen M Tondang, S.IP, RFP

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun