4. Pandangan miring dari keluarga dan orang lain tentang ibu rumah tangga.
Menjadi ibu rumah tangga memang tak nampak istimewa. Tanpa seragam kerja dan rutinitas yang itu-itu saja tak jarang mendatangkan ucapan "miring"dari keluarga bahkan orang-orang sekitar. Terlihat "nganggur"padahal pekerjaan tiada habisnya. Terlihat tidak produktif padahal selalu ada yang dilakukannya. Pandangan miring yang diterima oleh seorang wanita sering kali menyentuh sampai ke hati dan pikirannya, hingga tak sedikit wanita yang berulang kali diremehkan akhirnya memilih untuk menjadi wanita karir untuk menjadikannya lebih dihargai.
Menjadi wanita karir memang terlihat menawan, pakaiannya rapi, wangi, dan jelas, kesibukannya menghasilkan uang. Berbeda dengan ibu rumah tangga yang "full time"dirumah. Walau bergelut dengan pekerjaan yang tiada habisnya, ini nampak sebagai rutinitas saja, walau sebenarnya ini adalah peran mulia, walau tanpa gaji yang dibayarkan diakhir bulan.
Menjadi ibu rumah tangga atau menjadi ibu yang juga bekerja terkadang memang membuat risau para wanita yang berstatus istri. Disatu sisi tetap ingin berkarir, disisi lain tetap ingin hadir untuk keluarga.
Pertanyaan tentang mana yang harus dipilih antara menjadi wanita karir atau menjadi ibu rumah tangga, pernah dilontarkan oleh seorang komedian kepada Najwa Shihab, dengan penuh ketegasan beliau pun menjawab "Mengapa harus memilih, bukankah wanita bisa keduanya?"
Wanita memang dilahirkan dengan keunikan, mampu melakukan banyak hal secara bersamaan. Dan banyak juga yang terbukti bisa menjalani karir dengan baik tanpa mengabaikan peran sebagai istri dan ibu.
Namun, dikutip dari mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com dr.Aisyah Dahlan menilai bahwa istri yang terlalu senang bekerja justru ini adalah sifat yang keliru. Suami justru akan merasa dibutuhkan dan dihargai apalagi istri meminta uang kepadanya. Istri yang terlampau mandiri hingga seolah tidak membutuhkan suami, justru akan menurunkan harga diri laki-laki sebagai kepala keluarga.
Dilansir dari Instagram @dr.aisyah.dahlan apalabila wanita yang sudah menikah dan masih memiliki suami namun ia tetap ingin bekerja, hendaknya ia bekerja bukan untuk cari mencari nafkah atau bantu suami, tapi wanita bekerja untuk berkarya dan suami mengizinkan.
Wanita yang setelah menikah tetap memilih menjadi wanita karir sebaiknya tetap memperhatikan hak-hak suami serta anak-anaknya. Tidak mengabaikan tugas serta peran utama sebagai istri dan ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H