Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Menjadi Atlet E-Sport Tanpa Toxic: Hormati Pemenang dan Nikmati Manfaatnya

22 Februari 2022   13:58 Diperbarui: 22 Februari 2022   14:06 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi eSPort. (Foto: RODNAE Productions/Pexels)

Salah satunya adalah Akademi eSport LEAD by IndiHome yang merupakan penyedia internet andal. Ada 14 akademia yang menerima pembinaan dari mentor profesional, mencakup aspek fisik dan mental. 

Lagipula, ada satu hal yang perlu mendapat perhatian serius, entah dari atlet maupun orang-orang di luar ekosistem eSport itu sendiri. Apa itu? Perilaku toxic.

Kita tanpa sadar berpotensi menjadi toxic

Praktik toxic tidak dapat terhindarkan. Dia seperti bagian dari keseharian manusia yang tersembunyi ketika menyaksikan streaming gim di platform seperti Twitch TV, YouTube, Facebook, dan lain-lain.

Kita bisa melihat beberapa pemain maupun penonton sesuka hati menyampaikan komentar dengan kasar, kotor dan terkadang sampai pada level melecehkan. 

Sebagian orang mungkin dapat memaklumi bahwa ujaran toxic tersebut datang secara tidak sengaja alias spontan. 

Ada pemakluman, tetapi di situ juga terjadi sebuah pembiaran. Sekarang, kita seolah terbiasa dengan hal semacam itu.

Semakin berjalannya waktu, kita tahu bahwa praktik toxic saat ini seperti mendarah daging. Sulit untuk dihilangkan? Tidak. Kita hanya butuh waktu untuk membenahinya. 

Menghormati pemenang

Perlahan, kita memang perlu mengendalikan situasi. Jika awalnya kita memaklumi orang-orang toxic, maka sekarang, harus berani mengatakan tidak dan membatasi waktu bersama mereka, sebagaimana tertulis dalam artikel di gramedia.com.

Pemain gim elektronik itu sendiri punya peran utama. Ia adalah pusat perhatian dan perilakunya menjadi atensi sehingga dapat mempengaruhi penggemarnya.  

Tapi, persaingan dan kompetisi tinggi bisa membuat keadaan menjadi tidak mengenakan. Ada yang menang, ada juga yang kalah saat main game.

Pemain bisa menciptakan situasi penuh teror, intimidasi, fitnah dan kontroversi lain sebagai bayaran atas kekalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun