Beberapa kali Paris tersandung dengan meninggalkan celah lebar ketika Hakimi dan Nuno Mendes merangsek naik membantu serangan Paris. Tatkala lawan mengambil inisiatif serangan balik, segala sektor menjadi rawan untuk membobol gawang Paris.Â
Tiga pertahanan memang sudah dipikirkan Pochettino. Ini tampaknya menjadi susunan ideal. Pochettino harus memanfaatkan peran Marquinhos, Ramos dan Kimpembe dalam satu garis pertahanan yang sama. Mereka adalah bek tangguh.
Absennya Ramos selama beberapa bulan terakhir akibat cedera betis memang menjadi pelajaran berharga. Mentalitas juaranya sangat dibutuhkan di lapangan.
Ramos juga menjadi pemain yang akan melengkapi kekokohan pertahanan Paris. Sekarang, Pochettino tampaknya menemukan waktu yang tepat untuk memulai.
Uji coba mengorbankan pemain muda
Pochettino berusaha untuk mencari siasat baru dalam mengganti format lama. Terbukti, kualitas permainan Paris tampak buruk dan kurang terhubung antar pemain.Â
Memang, bila berbicara data dan fakta, PSG berhasil memuncaki klasemen 45 poin hasil 14 kali kemenangan.Â
Namun, semua itu tetap tidak menghapus keraguan jangka panjang pada musim ini. Artinya, menunggu waktu untuk tersandung.Â
Di sisi lain, Lorient sebenarnya bukan lawan yang sulit. Klub ini menjadi penghuni papan bawah klasemen, peringkat 19 dari 20 klub.
Ini menimbulkan pertanyaan sekaligus dilema. Laga melawan Lorient seharusnya dioptimalkan bagi pemain muda menambah jam bermain mereka.
Les Titis, julukan bagi pemain junior Paris, baru merasakan debut di tim senior pada hari Senin lalu saat menghadapi klub Feignies dari kasta kelima National 3 Prancis.Â
Bitumazala, Dina Ebimbe, Xavi Simons, Gharbi dan Michut diperkirakan masuk dalam daftar grup namun harus memulainya dari bangku cadangan.