Tetapi, keputusan FFF membuat banyak orang terhentak. Pertandingan tetap dilanjutkan.
"Sangat luar biasa bahwa pihak berwenang tidak mendengarkan dan tidak melihat ada tim dalam kesulitan," kata Didier Olle-Nicolle, pelatih PSG wanita usai laga Lyon v PSG dikutip dari L'Equipe.
Tragedi belum berakhir, berlanjut pada sebuah petaka baru yang mencakup nama baik sepak bola. FFF memperlihatkan "kebodohan" lembaganya dengan memaksa pertandingan terus berlanjut.
Sepak bola menjunjung sportifitas dan roh itu telang hilang dari negara yang mempelopori berdirinya federasi sepak bola dunia itu.
Tidak ada kemenangan yang layak dibanggakan dari pertandingan Lyon v PSG. Kalaupun Paris mampu meraih kemenangan, mereka akan kembali pada rutinitas yang sama beratnya menanggung beban psikologis yang tidak tahu kapan akan lepas jauh.
"Ketika Anda bermain olahraga di level tinggi, di belakangnya ada etika," kata Olle-Nicolle.
Kompetisi Liga Prancis Wanita D1 Arkema hanya diikuti 12 tim. Bagi Olle-Nicolle, tidak ada halangan bila FFF melakukan penundaan. Jadwal antar klub masih longgar untuk memberikan penundaan sembari memastikan para pemain telah siap.
Atas kejadian ini, FFF tidak ubahnya seperti operator Liga Prancis LFP yang tidak mampu menangani kompetisi dengan hati nurani sehingga menyebabkan kemarahan lebih cepat menyebar di kalangan suporter.
Sepak bola Prancis perlahan membiarkan tragedi leluasa menyergap dan semua dimulai dari kemiskinan Federasi mendahului hati nurani. Krisis ini telah menampar keanggunan Prancis yang telah lama menampilkan filsuf besar dunia seperti Simone de Beauvoir, Albert Camus, Julia Kristeva, Jean Paul Sartre. Mereka sebenarnya menyediakan jawaban memadai untuk memahami masalah kemanusiaan di balik skandal ini. Berharap itu terjadi walau saat ini mereka lebih menikmati hidup dalam tragedi sementara waktu ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI