Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Esteban Ocon, Pengganti Rio Haryanto, Berhasil Ukir Sejarah Baru di GP Hungaria

1 Agustus 2021   23:33 Diperbarui: 2 Agustus 2021   02:15 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pebalap Alpine F1 Team, Esteban Ocon. (Foto: Twitter/AlpineF1Team)

Pebalap Alpine F1 Team, Esteban Ocon, keluar sebagai juara GP Hungaria. Ini adalah kemenangan pertama dia sepanjang membalap di ajang F1, Minggu, 1 Agustus 2021.

Balapan penuh kejutan. Hujan membasahi lintasan ketika pebalap akan berangkat dari garis start. 

Ocon memulainya dari posisi 8, disusul Alonso, rekan setimnya, di posisi 9. Juara bertahan Lewis Hamilton ada di grid pertama, lalu Bottas dan Verstappen di tempat kedua dan ketiga.

Melihat urutan start mereka, rasanya tidak mungkin Ocon akan menyalip ke tiga besar.

Ocon agaknya tidak terlalu asing bagi penggemar F1 Indonesia. 

Dia adalah pemuda yang menggantikan Rio Haryanto, pebalap Tanah Air, di tim Manor pada 2016 saat Rio tidak bisa melanjutkan balapan F1 akibat kekurangan dana.

Ocon sekarang menampilkan yang terbaik di Hungaria. Hujan membuka keajaiban.

Kekacauan terjadi di tikungan pertama selepas start. Lintasan basah menyebabkan Bottas kehilangan kendali. 

Tabrakan beruntun. Imbasnya, Bottas, Lecrerc, Perez dan Stroll tidak dapat melanjutkan balapan.

Pemandangan yang menggeser segala perkiraan awal.

Hamilton aman dari kecelakaan. Dia memimpin balapan.

Kesialan justru jatuh menimpa Verstappen. Ia sedang berusaha membututi Lewis Hamilton, namun ikut terlibat dalam tabrakan.

Pandangan beralih ke Ocon. Dia berada di posisi kedua.

Bendera merah dikibarkan akibat kecelakaan hebat itu. Pebalap kembali menuju pit.

Ada banyak waktu untuk mengatur ulang strategi. Semua tergantung awan.

Benar. Rupanya hujan berlalu, matahari mulai memancarkan cahaya. Langit cerah, tetapi kepastian ke depan belum terlalu meyakinkan.

Para mekanik pun sibuk mengganti ban basah mobil mereka ke ban kering. 

Saat balapan dilanjutkan, drama demi drama berlanjut.

Hamilton memilih untuk menukar ban belakangan hingga membuatnya melorot ke posisi 14 saat balapan sedang berjalan.

Ocon naik menggantikan posisi Lewis Hamilton. Di belakangnya, Vettel, Sainz dan Alonso mengekor.

Sementara Verstappen harus bersusah payah menembus 10 besar setelah kerusakan pada body mobil akibat kecelakaan tadi. Performa mobilnya menjadi tidak menentu di lintasan.

Hamilton yang keluar dengan ban segar punya peluang untuk mengejar ketertinggalan, mengambil kembali posisi pertama yang ditinggalkannya.

Ia harus menyalip satu per satu mobil di depannya. Hungaria menjadi panggung untuk unjuk kebolehannya.

Sayangnya, upaya itu tidak berlangsung mulus.

Jelang lap terakhir, Hamilton mendapat hambatan dari Alonso yang memasang pertahanan bagus. 

Pertarungan klasik dua pebalap senior.

Ini lebih dari sekadar nostalgia. Alonso seolah menjadi malaikat pelindung. Hamilton tertahan lama di posisi kelima.

Jika Hamilton berhasil menyalipnya, maka Ocon, Vettel dan Sainz terancam. Manis sekali!

Alonso berhasil menahan Hamilton selama 10 lap.

Hamilton memang memenangkan pertarungannya melawan Alonso. Tapi, ia akan jengkel karena waktunya terbuang banyak. 

Balapan menyisakan 5 putaran. Ini tidak cukup untuk mengejar Ocon.

Sejarah pun tercipta. Esteban Ocon, pebalap Prancis ini, mengakhiri balapan GP Hungaria di urutan pertama. 

Ia juara. Pencapaian terbaik pebalap Prancis terukir lagi setelah sebelumnya Pierre Gasly melakukannya di sirkuit Monza pada 2020 lalu.

Ah, andai Rio bertahan di F1, mungkin dia bisa mengukir sejarah Indonesia di ajang balapan terbesar ini.

Sebagai catatan pinggir, Ocon hampir bernasib sama seperti Rio. 

Ocon mengawali karirnya dari karting. Namun, ia mengaku orang tunya tidak memiliki dana untuk bisa melanjutkan karir balapnya.

Beruntung, ia mendapat dukungan finansial dari Gravity Sport Management pada 2009. 

Ia pebalap berbakat. Tapi, Ocon mengaku, tanpa dukungan dana, perjalanan menuju kompetisi Formula akan berhenti, mengutip media liberation.fr.

Untuk bisa bermain di GP3 dan GP2, setidaknya Ocon saat itu harus memiliki dana 5-8 juta Euro. 

Masalah pendanaan yang nyaris mengakhiri mimpinya telah berhasil dilewati. Bakatnya terukir manis hari ini, juara pertama.

Kabar baik lainnya, George Russell akhirnya mendapat poin setelah finish di urutan 9.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun