Darien Gap adalah salah satu hutan paling berbahaya di dunia. Mengapa demikian? Ikuti penjelasan lengkapnya di sini.
Mari membayangkan peta dunia. Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan adalah benua yang disatukan dalam daratan besar. Meski demikian, orang-orang tidak bisa leluasa membawa kendaraan mereka mengelilingi benua Amerika melalui jalur darat.
Penduduk di benua Amerika sebenarnya disatukan lewat jalan raya Pan American (Pan-American Highway). Tetapi, faktanya, jalan tersebut tidak sambung-menyambung.
Perjalanan dari Amerika Serikat hanya dapat mencapai Panama. Pengemudi akan menemui jalan buntu di Yaviza, Panama. Sebaliknya, orang dari Argentina menyetir kendaraannya mentok sampai di Kolombia.
Pan-American Highway terputus di Darien Gap atau Celah Darien. Petualangan mengelilingi benua Amerika benar-benar terhenti total.
Singkat kata, Darien Gap adalah kawasan Taman Nasional berupa hutan hujan di perbatasan Panama-Kolombia. Di sini, tidak ada jalan, kecuali melalui laut. Panjang wilayah Darien Gap sekitar 100-160 km.
Sejarah Celah Darien: Perlawanan Skotlandia, Spanyol dan Masyarakat AdatÂ
Dalam sejarahnya, Darien Gap adalah pemukiman pertama orang Spanyol ketika sampai di Amerika pada 1510. Bangsa Skotlandia tertarik pula mendirikan pemukiman di sana pada 1698, tetapi bersusah payah menghadapi serangan penyakit dan perlawanan dari Spanyol, mengutip laporan BBC.
Jika menyimak sejarah pendudukan, seharusnya kolonialisasi memberikan peradaban di Darien Gap. Sayangnya, tidak. Tempat ini masih terisolasi. Suku-suku asli pedalaman tetap mempertahankan lingkungan asli mereka.
Celah Darien: Misteri hutan Panama, masalah lingkungan dan penyebaran penyakit ternak
Dengan kemajuan teknologi sekarang, pembangunan jalan raya Pan-American Highway di Darien Gap seharusnya menjadi proyek yang mudah dilakukan.
Keuntungannya, keberadaan jalan raya bakal meningkatkan perdagangan dan perekonomian antarnegara di Amerika Utara dan Selatan.
Namun, Darien Gap berubah menjadi hutan penuh misteri di Panama.
Hutan ini pernah ingin diubah agar lebih modern. Amerika Serikat telah menyepakati komitmen pendanaan pembangunan jalan raya pada 1973 sebesar 7,8 juta USD melalui kerja sama dengan Panama dan Kolombia.
Namun, rencana pembangunan jalan raya di Darien Gap tidak seindah fantasi dan proyeksi menjanjikan di batok kepala.Â
Tantangan pembangunan di sana lebih besar dari sekadar hitungan angka.Â
Masalahnya cukup kompleks karena menyentuh isu lingkungan, kesehatan dan kondisi sosial.
Darien Gap menyimpan banyak keragaman hayati. Media New Yorker melaporkan, seperlima dari tanaman di Darien Gap tidak tumbuh di tempat lain.Â
Pada 1981, International Union for the Conservation of Nature menyatakan, "ribuan spesies masih memungkinkan untuk ditemukan" di sana. Jelas, kerusakan lingkungan akan sulit tergantikan.
Selanjutnya, isu kesehatan. Taman Nasional di Darien Gap ditetapkan sebagai zona penyangga (FMD Eradication Zone) untuk melindungi ternak di Amerika Utara dan Tengah dari penyebaran penyakit kaki dan mulut dari ternak di Amerika Selatan.
Dalam perjanjian kerja sama, AS dan Kolombia menyepakati sejumlah poin kesepakatan. USDA atau Kementerian Pertanian di AS memberikan persyaratan, semua orang dan hewan, kecuali orang Indian harus direlokasi keluar dari TN Los Katios Area I untuk mencegah penyebaran penyakit gigi dan mulut.
Perjanjian hanya mengizinkan peliharaan babi untuk konsumsi lokal. Namun, USDA setelah melakukan peninjauan menilai Kolombia belum menerapkan langkah-langkah perlindungan tertentu soal penyebaran penyakit kaki dan mulut untuk memastikan program berjalan efektif.
Dalam dokumen Construction Progress and Problems of the Darien Gap Highway yang dipublikasikan di laman web U.S. Government Accountability Office, Kolombia dianggap kurang melakukan inspeksi ternak, kurang mengontrol pergerakan mereka, dan kurang memperhatikan kebutuhan vaksin yang efektif.Â
Alasan lainnya, Paman Sam ingin zona yang akan dilewati jalan raya harus memiliki legalitas terlebih dahulu untuk menghindari masalah hukum, gejolak sosial dan keuangan ke depannya.
Persyaratan tersebut tentu mengharuskan hak atas tanah dipindahkan ke Badan Pengelola Taman dan Hutan Nasional Kolombia. Syarat ini ditolak badan reforma agraria Kolombia sampai ada studi sosial-ekonomi dilakukan. Pembangunan jalan raya pun ditangguhkan.
Suara oposisi datang dari Kementerian Lingkungan Kolombia. Keberadaan proyek jalan raya dinilai bakal berdampak buruk pada kelestarian lingkungan, ekonomi petani lokal dan masyarakat adat yang bergantung pada alam Darien Gap sebagai mata pencaharian mereka.
Keberatan juga disuarakan lembaga studi Kementerian Lingkungan Kolombia yang didanai PBB, Bio-Pacifico pada Oktober 1994 menjelaskan, pembangunan jalan raya di Darien Gap akan mendorong sejumlah proyek pembangunan lanjutan.
Bila proyek tetap dilakukan, ini berpotensi menyebabkan banyak penebangan kayu komersial yang intensif, konversi hutan aktif menjadi peternakan sapi dan perkebunan pisang, perburuan berlebihan dan penangkapan ikan.
Darien Gap kian berbahaya karena keberadaan kelompok bersenjata
Predikat hutan paling berbahaya di dunia untuk celah Darien bukan isapan jempol. Keadaan terus bertambah rumit karena hutan Panama tersebut menjadi markas kelompok pemberontak.Â
Ini adalah arena pertempuran Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia atau Pasukan Revolusioner Colombia (FARC) dan paramiliter sayap kanan untuk menguasai daerah tersebut.
Taman Nasional Los Katios, Kolombia, telah ditutup selama bertahun-tahun karena bentrokan menyebarkan ranjau darat di sana. Dengan kata lain, Darien Gap tidak aman dan menyelesaikannya membutuhkan biaya lebih besar.
Kawasan Darien Gap saat ini praktis lebih banyak dilewati para kombatan, imigran ilegal, dan kartel narkoba Kolombia. Di sisi Amerika, jika jalur dibuka, ada kekhawatiran peredaran narkoba akan semakin masif dan menimbulkan masalah sosial yang besar.
Ketertutupan ini menarik sejumlah orang untuk menyusuri langsung Darien Gap.Â
Akan tetapi, menjelajahi Darien Gap bukanlah ide tepat karena keberadaan kombatan yang terpencar di seisi hutan.Â
Jan Philip, mahasiswa Swedia meregang nyawa akibat tembakan pejuang FARC yang mengiranya adalah mata-mata AS.
Bahkan menuru laporan VOA Indonesia mengutip AP pada Oktober 2021, anggota parlemen Panama Zulay Rodriguez mengatakan para penyerang di sana tidak peduli bagaimana mereka melakukan pelecehan terhadap perempuan di depan suami atau keluarga mereka.
"Jika Anda ingin melakukan perjalanan antara Kolombia dan Panama, sebaiknya Anda mencari rencana alternatif seperti penerbangan internasional atau mencari layanan feri yang tersedia," tulis laman dangerousroads.org yang menyebut Darien Gap sebagai jalur mematikan.
Dengan kendala-kendala di atas, pembangunan jalan raya di Darien Gap hampir mustahil dilakukan sekalipun kecanggihan teknologi dan pendanaan memungkinkan proyek dapat dikerjakan.
Darien Gap tetap lestari sebagai kawasan hutan lebat di Amerika. Panama dan AS telah lama kehilangan minat, sementara Kolombia tidak pernah menyerah untuk menyelesaikan jalan tersebut untuk mengatasi masalah ekonomi dan sosial di kawasan tersebut.
Selagi menunggu Pan-American Highway terealisasi, fakta yang tidak dapat dihindari adalah imigran. Mereka adalah keluarga dari negara-negara di Amerika Selatan, Afrika dan Asia yang dilanda konflik bersenjata.
Prensa Latina melaporkan, gelombang migrasi saat ini mencapai angka 11.370 imigran gelap dalam empat bulan pertama 2021. Para imigran ini mencita-citakan hidup damai di Amerika Serikat dan Kanada.Â
Menjauh dari rumah dan tanah kelahiran adalah perjuangan hidup terbaik yang rela ditempuh lewat perjalanan dan pendakian panjang melelahkan di Darien Gap. Terlebih, pandemi Covid-19 menambah halangan mereka untuk menembus perbatasan akibat pengetatan pemeriksaan otoritas di Panama.
Setelah pandemi mulai menunjukan tanda-tanda mereda pada 2022, celah Darien tetap menjadi wilayah misterius. Tidak ada perubahan apapun untuk mengubah hutan Panama tersebut menjadi wilayah aman. Orang masih berhati-hati untuk melintasinya.
Penulis: Efrem Siregar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H