Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Made in Indonesia: Sneaker dari Gabah Padi yang Bakal Mejeng di Paris, Ada yang Minat Beli?

20 Mei 2021   13:21 Diperbarui: 20 Mei 2021   14:13 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sneaker ramah lingkungan Converse Chuck Taylor All Star Crater. (Foto: Converse.com)

Sneaker tidak sekadar menjadi alas kaki untuk para atlet, tetapi berkembang menjadi tren dan kultur bagi masyarakat urban. Seiring zaman, tren sneaker saat ini bergerak dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan perubahan iklim.

Beberapa produsen menjawab masalah tersebut dengan menghadirkan produk berkonsep eco-friendly. Converse misalnya mengembangkan produk Chuck Taylor All Star Crater yang berbahan serat daur ulang untuk mengurangi dampak karbon.

Kita patut berbangga sebab Indonesia mampu memproduksi bio sneaker sendiri.

Hal ini terungkap ketika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bersama kalangan pengusaha meluncurkan produk bio sneaker di kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Jakarta, Selasa, 18 Mei 2021.

Terbuat dari gabah

Bio sneaker buatan Indonesia dikembangkan melalui kerja sama riset Kementerian Pertanian dan industri kompon karet PT Triangkasa Lestari Utama. Penelitian bio sneaker berlangsung selama kurang lebih tiga tahun.

Inovasi datang akibat masalah di dunia pertanian. Bahan bio snekers adalah biosilika yang berasal dari gabah. Di tiap butir gabah, terkandung 20 persen sekam.

Masalahnya, sekam mempunyai nilai ekonomi rendah dan cenderung menimbulkan masalah lingkungan. Sedangkan tiap tahunnya, produksi limbah sekam di Indonesia mencapai 11 juta ton.

Persoalan limbah sekam ini akhirnya dijawab Balitbang Pascapanen Kementan bersama PT Triangkasa Lestari Utama untuk menghasilkan produk inovatif bio sneaker.

Peneliti nanobiosilika Balitbang Pascapanen Kementan, Hoerudin menjelaskan, sekam mengandung 15-20 persen silika yang biasa dimanfaatkan di beberapa industri besar seperti karet, cat, kaca, dan di sektor pertanian sebagai pupuk.

Unit produksi biosilika terletak di Karawang, Jawa Barat, yang terintegrasi dengan penggilangan padi. Hal ini memudahkan produsen dalam menjamin ketersedian bahan baku.  

Setelah diperkenalkan, bio sneaker disiapkan untuk memasuki tahap komersialisasi.

Bio sneaker ramah lingkungan

Bio sneaker adalah produk ramah lingkungan karena dapat terdegradasi secara alamiah, menyatu dengan bumi.

Temuan ini sekaligus menyikapi masalah terhadap material komposit berbasis serat sintetis yang dinilai merusak lingkungan.  

Selain ramah lingkungan, pemanfaatan biosilika dalam negeri diklaim dapat mengurangi impor silika dan meningkatkan TKDN.

Praktisnya secara ekonomi, pendapatan industri penggilingan padi bakal bertambah banyak. Gundukan sekam yang selama ini dianggap tidak bernilai akhirnya memiliki nilai ekonomi tinggi.

Kebangkitan industri kecil menengah

Wakil Ketua Kadin bidang Perindustrian Johnny Darmawan mengatakan, produksi bio sneaker karya anak bangsa ini akan memacu kebangkitan industri kecil menengah yang berbasis research and development (RnD).

"Bio sneaker dikembangkan oleh wirausaha muda yang didukung Balitbang Pascapanen Kementerian Pertanian. Yang menggembirakan bahan baku hampir 100 persen berasal dari pohon dan serat alam lokal. Hal ini berpeluang menjadi pasar lokal dan global," kata Johnny dalam acara peresmian.

Kadin, ujarnya, mendorong tumbuhnya industri kreatif, utamanya di dunia usaha inovatif di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa perbaikan dan pencipatan produk baru, proses baru, material baru, alat baru dan metode baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. 

Pada tahun 2019 ada 17 subsektor ekonomi kreatif berkontribusi sebesar Rp 1105 triliun pada PDB nasional. Capain ini menempatkan Indonesia pada posisi ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam ekonomi kreatif.

Tantangan produksi massal

Selain memenuhi pasar dalam negeri, bio sneaker didorong supaya menembus pasar global. 

Rencananya, bio sneaker buatan Indonesia bakal dipamerkan dalam ajang fashion show di Paris, Prancis pada tahun ini. Dengan begitu, bio sneaker berpotensi mengalami peningkatan permintaan. 

Di sinilah tantangan berikutnya. Sandiaga Uno mengingatkan kalangan industri untuk mempersiapkan scale up atau peningkatan produksi supaya dapat memenuhi permintaan.

Ia menceritakan pengalamannya saat mempromosikan sepeda IKM dari Bandung pada tahun lalu. Setelah dipromosikan, permintaan terhadap sepeda meningkat tajam.

Sayangnya, karena kesibukan produsen dalam tugasnya mendampingi IKM, permintaan terhadap sepeda yang melonjak tidak bisa segera terpenuhi.

Selebihnya Sandiaga Uno mengapresiasi produk bio sneaker dalam branding keberlanjutan. Ia mengatakan, pemerintah hendak memastikan ekonomi berkelanjutan dan berkeadailan dengan tiga pilar yang perlu dirajut bersama, di antaranya, inovasi, adaptasi dan kolaborasi.

Penulis : Efrem Siregar

Link foto


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun