Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menilai Cara "Tak Patut" Di Maria, Verratti, dan Hazard Menyikapi Kekalahan

6 Mei 2021   18:04 Diperbarui: 6 Mei 2021   22:55 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eden Hazard tertawa usai melawan klub lamanya Chelsea. (Foto: BT Sport via BolaSport)

Sepak bola selalu menyajikan peristiwa yang menguras emosional. Dalam sebuah pertandingan, pemenang akan bahagia, yang kalah meratap dengan kesedihan.

Namun, kekalahan tak selamanya berujung air mata. Di semi final Liga Champions, Angel Di Maria, Verratti dan Eden Hazard memperlihatkan tanggapan lain.

Sebagaimana diketahui, Di Maria dikeluarkan dari lapangan setelah wasit mengganjarnya dengan kartu merah akibat pelanggaran terhadap kapten City, Fernandinho pada pertandingan leg kedua semi final antara Manchester City dan Paris Saint-Germain.

Di Maria tampak terprovokasi atas tindakan Fernandinho saat mendapat kesempatan lemparan ke dalam. Dimulai dari kemelut kecil, Di Maria kontan menginjak tempurung kaki Fernandinho tepat dalam pengamatan wasit.

Terusirnya Di Maria adalah kerugian besar bagi Paris untuk mengejar ketertinggalan 2-0 atas City. Usai pertandingan, kritik diberikan kepada Di Maria atas tindakan yang tak seharusnya dilakukan dalam olah raga.

Namun, menahan emosi dalam tensi tinggi bukan perkara mudah. Mantan manager Arsenal, Arsene Wenger juga mengecam cara provokasi Fernandinho yang menurutnya harus juga diberikan kartu merah. 

Penonton harap maklum, Di Maria dan pemain Paris lainnya terlanjur panas dalam pertandingan untuk segera membalikan keadaan dalam waktu singkat.

Rekannya, Marco Verratti pun nyaris mengikuti jejak pemain Argentina tersebut. Setelah menerima kartu kuning, Verratti justru mengubah karakter bermainnya menjadi lebih keras.

Keduanya sulit menanggapi kekalahan dengan kepala dingin. Seharusnya, Verratti mampu menahan diri karena posisinya sangat rawan menerima kartu kuning kedua yang berujung kartu merah.

Kontrol diri harus diutamakan. Idealnya demikian. Namun, karena ledakan sukar dibendung dari kepala yang panas, anggaplah Verratti memberikan kejutan kecil.

Tak ada asap tanpa api. Kepada wartawan usai pertandingan, Verratti mengatakan wasit berkali-kali mengumpat F**k *** kepada dirinya. Mungkin, karena ucapan itulah sulut api semakin besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun