Polemik European Super League memberikan kejutan demi kejutan. Hari ini, Presiden dan CEO Paris Saint-Germain Nasser Al-Khelaifi terpilih sebagai Presiden ECA, mengutip berita dari media olahraga ternama Prancis L'Equipe, Kamis, 22 April 2021.
Sebelumnya, Nasser sempat menolak tawaran menjadi Presiden ECA, namun ia akhirnya berubah pikiran dan menerima posisi tersebut. Dalam pernyataan pers dikutip, pengusaha asal Qatar ini mengatakan bahwa dirinya merasa terhormat atas pemilihan ini.
"Saya bersama semua Anggota Dewan dan Klub ingin memperkuat ECA dalam perannya sebagai suara sah dan tunggal dari klub-klub Eropa. Olahraga ini hanya berhasil dalam persatuan dan menjadi tugas kita sebagai penjaga sepak bola untuk memenuhi kewajiban ini," kata Nasser Al-Khelaifi.
Presiden ECA sebelumnya dipegang oleh Andrea Agnelli, Presiden Juventus yang mengundurkan diri setelah mengenalkan European Super League beberapa hari lalu. ECA adalah wadah klub sepak bola Eropa yang dibentuk pada 2008 dan memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan di UEFA, menyadur inews.co.uk.
Asosiasi tersebut memiliki 232 klub anggota dari masing-masing dari 54 asosiasi nasional UEFA. Sehari sebelumnya, Nasser Al-Khelaifi juga terpilih kembali sebagai komite eksekutif UEFA dalam kongres di Swiss. Ia memegang jabatan komite eksekutif pada 2019 dan menjadikan dia sebagai orang Asia pertama yang duduk di posisi kunci UEFA tersebut.
Dengan menjadi Presiden ECA dan komite eksekutif UEFA, Al-Khelaifi sekarang praktis menjadi orang Asia pertama yang memiliki pengaruh kuat dalam sepak bola Eropa.Â
Adapun keterpilihan Al-Khelaifi sangat berhubungan erat pada konflik internal di ECA menyusul wacana kompetisi European Super League yang digagas sejumlah pemimpin klub elit Eropa.
ECA tak mendukung Super League. Pihaknya yakin Super League tak akan berhasil sebab sepak bola didasarkan pada keterbukaan, kompetisi dan hubungan kuat antara semua orang di seluruh keluarga sepak bola.Â
"ECA percaya bahwa tiap klub anggota punya tanggung jawab untuk memastikan mengembangkan dan meletakkan sepak bola di tempat yang lebih baik untuk generasi berikutnya, tak membongkarnya hanya demi keuntungan finansial," tulis ECA dalam pernyataan pers usai terpilihnya Nasser Al-Khelaifi sebagai Presiden.
Jadi apakah keterpilihan Nasser Al-Khelaifi dapat menjadi kebanggaan sebagai orang Asia? Jawabannya tentu saja, ya! Ia dipercaya oleh orang Eropa untuk membantu membenahi kompetisi dan sepak bola.Â
Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa sepak bola Eropa terbuka dan inklusif bagi siapapun tanpa memandang latar suku, agama, atau jenis identitas lainnya.Â
Uniknya, Al Khelaifi sebenarnya mantan pemain tenis dan juga saat ini memegang posisi sebagai Presiden Federasi Tenis Qatar. Ia terlibat dalam sepak bola ketika Qatar Sports Investment yang dipimpinnya membeli PSG pada 2011 silam.Â
Selain itu, Al-Khelaifi juga sebenarnya membangun PSG sebagai klub besar lewat kucuran dana besar. Bila menyimak pernyataan pers ECA di atas, justru Al-Khelaifi saat ini dipercaya untuk mengembalikan sepak bola Eropa agar tak sekadar memikirkan keuntungan finansial.Â
Nasser Al-Khelaifi dikenal sebagai pendiam, rendah hati dan sederhana. Presiden klub tenis Nice Giordan, Bruno Raffaitin mengisahkan dirinya pernah melakukan kekeliruan dalam memesan mobil saat timnya hendak pergi bertanding.Â
Bruno adalah orang yang dekat dengan Al-Khelaifi sewaktu ia menjadi pemain tenis. Karena kesalahan Bruno itu, para pemain akhirnya berdesakan, termasuk Nasser Al-Khelaifi.
"Kami harus berdesakan di dalam Renault Espace yang kecil. Dia [Nasser Al-Khelaifi] memiliki tas di atas lututnya, disetel dengan buruk, tetapi dia tak pernah gentar atau mengatakan apa pun. Meski kami tahu dia punya uang, tapi Nasser tak pernah menunjukkannya," kata Bruno mengisahkan disadur dari sofoot.com.
Berikut Profil Nasser Al Khelaifi menyadur laman beinsports.com dan himpunan informasi dari Wikipedia:
Tempat/tanggal lahir: Doha, Qatar/12 November 1973Â
Jabatan sekarang:
Presiden Paris Saint-Germain
Komite eksekutif UEFA
Presiden ECA
Chairman beIN MEDIA GROUPÂ
Chairman Qatar Sports Investment (QSI)Â
Presiden Federasi Tenis Qatar
Profesi:
Pemain tenis profesional, mewakili Qatar di tim Piala Davis (pensiun pada 2002)Â
Penghargaan:
Masuk daftar 30 orang paling berpengaruh di sepak bola Prancis bersama Didier Deschamps dan Zinedine Zidane, versi L'Equipe.
Baca juga tulisan saya lainnya tentang Nasser Al-Khelaifi di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H