Peluang lainnya di babak kedua, Neymar berada terlalu jauh untuk bisa menyambut umpan pendek Di Maria yang sudah mengecoh Neuer.
Padahal, Neymar cukup memberi sentuhan kecil untuk menggeser masuk bola ke dalam gawang Munchen yang tak terkawal.
Lalu, Mbappe. Golnya sempat dianulir wasit karena dinilai berada dalam posisi offside. Gagal mencetak gol adalah tabiat Paris dalam mempertontonkan pertandingan paling mendebarkan.Â
Kegagalan Neymar dan Mbappe untuk mencetak gol pada pertandingan tadi tentu menjadi beban tersendiri kepada awak Paris. Bukan hal mudah menciptakan peluang mengancam kepada Munchen.
Apalagi mereka harus waspada agar jangan sampai kehilangan bola. Jika saja Munchen berhasil mencetak satu gol tambahan, maka pupuslah harapan Paris musim ini dengan cara lucu yang tak terkirakan.
Karena itu, 10 menit terakhir babak kedua adalah momen krusial untuk kedua tim. Paris seharusnya bermain lebih bertahan, tetapi mereka tetap mempertunjukkan sikap tenang, tenang dan tenang.Â
Sane melepas tembakan dari samping kotak untuk menggandakan skor untuk Munchen. Tenang, tendangannya masih melebar. Coman menyundul bola. Tenang, Coman tak lihai soal duel di udara.Â
Sane kembali membuat peluang lewat umpan ke tengah kotak. Tenang, ada Navas yang punya tangkapan bak magnet sampai bahunya harus terkilir lantaran memaksakan tangannya terulur panjang.
Sementara itu Paris, di penghujung waktu, Neymar punya dua kesempatan untuk mencatatkan namanya di papan skor. Lagi-lagi, semua kandas. Masing-masing peluang digagalkan Neuer dan Hernandez.
Wasit Daniele Orsato akhirnya meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Denyut jantung Pochettino sepertinya kembali normal.
Meski kalah, secara keseluruhan, Paris berhasil menunjukkan kualitas permainan lebih baik dari sebelumnya. Proses terjadinya peluang adalah buah dari taktik brilian dan kerja sama apik Neymar, Mbappe dan Di Maria.Â