Orang-orang dahulunya mengenal dia sebagai pesulap dan mentalist dengan permainan khas membengkokkan gagang sendok lewat tekanan ruas jari.
Sekarang, orang mengenalnya sebagai YouTuber, pembawa acara atau lengkapnya seorang entertainer.
Dia adalah Deddy Corbuzier, orang yang kian kemari dikenal luas berkat video podcast-nya di YouTube. Jika menarik esensi podcast, pada dasarnya program ini adalah sajian ala siaran radio mengingat podcast adalah akronim dari iPod dan broadcast.
Itu satu perubahan yang dipopulerkan Deddy Corbuzier. Baru-baru ini, Deddy Corbuzier memperlihatkan lagi bentuk perubahan untuk industri media.Â
Ia memfasilitasi pertandingan catur persahabatan antara Dadang Subur melawan GM Irene Sukandar.Â
Acaranya, hari Senin nanti, 22 Maret 2021, pukul 15.00 WIB disiarkan secara live melalui akun YouTube Deddy Corbuzier.
Pertandingan catur persahabatan yang diprediksi bakal disaksikan jutaan pasang mata seiring antusiasnya warganet menyimak kabar Pak Dadang alias Dewa Kipas yang ramai dipercakapkan dalam sebulan terakhir.
Pertandingan keduanya digelar di YouTube, bukan di stasiun televisi atau perusahaan media, walau beberapa media sudah menawarkan untuk memfasilitasi.Â
Yang pasti, pertandingan persahabatan Dadang Subur dan Irene akan digelar di YouTube. Total hadiahnya, Rp150 juta.Â
Bahkan Deddy mengaku dalam podcast terbarunya, Sabtu, 20 Maret 2021, masih mencari sponsor untuk mendukung acara. Kalau tak ada, dia yang merogoh kocek dari kantong pribadinya untuk hadiah.
Inisiasi pengajuannya pun sederhana. Deddy memulainya dengan menawarkan secara lisan tantangan kepada Irene apakah bersedia melademi Dewa Kipas saat keduanya berbincang di podcast.Â
Irene menerima tantangan tersebut. Memang di balik persetujuan itu, Irena tak terburu-buru langsung menanggapinya.Â
Manajemen Irene, menurut penjelasan Deddy, perlu meminta izin dari PB Percasi dan Kemenpora sebab ia saat ini menyiapkan diri untuk persiapan SEA Games. Di samping itu, ia adalah pecatur profesional yang memiliki harga apresiasi untuk pertandingan yang hendak dia lakoni.
"Catur ini adalah profesi saya, di mana-mana saya tuliskan pecatur profesional, atau kalau dalam bahasa Inggris di situ Indonesian Chess Profesional, itu maksudnya adalah karena itu profesi saya, saya menginginkan adanya apresiasi tersebut," kata Irene, mengutip Suara.com menyadur podcast Deddy Corbuzier.
Mungkin netizen heran kenapa harus memiliki bayaran untuk sebuah tantangan. Tetapi, kita memang mesti menghormati jerih payah Irene memperoleh gelar GM dan profesinya di bidang catur. Ia mencontohkannya dengan penyanyi profesional yang juga meminta bayaran atas usahanya tersebut.
Bagi penulis, ini mungkin berlaku sama dengan atlet-atlet profesional di bidang lainnya. Bayangkan Lionel Messi dan kawan-kawan diminta datang bertanding ke Indonesia.Â
Meski penggemar Barcelona dan Liga Spanyol terbilang besar di Indonesia, manajemen Barcelona tentu meminta apresiasi untuk para punggawa mereka.
Singkat cerita, apa yang dilakukan Deddy Corbuzier boleh dikatakan memperkenalkan sajian baru untuk media Indonesia.Â
Kalaupun YouTube Deddy kebanjiran iklan karena pertandingan Dadang Subur dan Irene, anggaplah itu sebagai bonus untuk dirinya yang berhasil mempertemukan lawan untuk Dewa Kipas.
Toh, netizen sebenarnya hanya ingin ada pertandingan antara Dadang Subur dan GM Indonesia sebab sudah kepalang panas membela masing-masing pemain.
Tentu pengemasan pertandingan Dadang Subur dan GM Irene berbeda dari pertandingan atau event yang biasa disaksikan di stasiun televisi.
Deddy, memang bukan yang pertama menyajikan sebuah pertandingan lewat media sosial di luar televisi.Â
Sebagai contoh, akun Instagram suporter PSMS Medan menyiarkan langsung pertandingan PSMS Medan yang berlaga di Liga 2. Pertandingan PSMS tak selalu tayang di TV.Â
Jangan tanya bagaimana kualitas tayangan hasil bidikan para suporter yang direkam melalui fitur Instagram Live, terlebih video diambil dari tribun belakang gawang. Bisa menyaksikan pertandingan PSMS saja sudah anugerah besar.
Garis besarnya, kepada penonton pertandingan catur Dadang Subur dan Irene, tak perlu berekspektasi berlebihan meminta acara harus disajikan dengan cara ini dan itu, apa harus dibuka dengan pidato sambutan dan tari-tarian daerah atau ragam lainnya.Â
Cukup nikmati sajian a la Deddy Corbuzier. Sekurang-kurangnya, saat pertandingan berlangsung, rekaman siaran tak goyang. Dosa berat itu.
Di sisi lain, media atau EO yang barangkali "kecolongan" karena merasa melewatkan momentum ini.
Deddy berhasil memfasilitasi atau mengadakan pertandingan Dadang Subur dan Irene. Bila Deddy diibaratkan wartawan, maka sebesar apapun ide muncul sampai menggoyang ubun-ubun kepala, ukuran realistisnya adalah keberhasilan si wartawan menuliskan atau menyampaikan laporan berita untuk diterima masyarakat.Â
Daripada menganggap acara podcast Deddy sebagai disrupsi, mari lihat sisi baiknya. Demi nama baik dan harga diri netizen, ke depannya kolaborasi media dan pelaku industri kreatif barangkali bisa makin dikencangkan. Â Â
Update 22 Maret 2021, total hadiah pertandingan sebesar Rp300 juta, laporan Kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H