Lagipula, minyak sawit bukan satu-satunya komoditi yang dimasukkan dalam kesepakatan. Ada produk kakao, tekstil, kopi, dan produk lain dari Indonesia yang akan masuk ke Swiss, Norwegia, Liechtenstein, dan Islandia sekaligus menciptakan potensi besar UMKM untuk mengembangkan usahanya dari perjanjian tersebut.
Dan terpenting, perspektif baru tentang keberlanjutan terutama dari sudut pandang hijau mesti dibuka luas. Sebabnya, pegiat lingkungan dan pendukung gerakan hijau ini tak memiliki representasi resmi di parlemen.
Minimnya dialog terbuka terhadap pemikiran ini sebetulnya meletakan isu lingkungan menjadi tampak menyeramkan dan seolah menggaduhkan masyarakat. Padahal, ada pembahasan luas yang bisa dipelajari dari aktivitas mereka.