Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Alasan Australia "Legawa" Tak Dikirim Vaksin AstraZeneca dari Italia

5 Maret 2021   17:21 Diperbarui: 5 Maret 2021   17:27 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika dunia sedang berebut pasokan vaksin, kabar tak sedap menyandera Australia. Pengiriman vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Australia terhalang karena pemblokiran.

Australia seharusnya menerima 250.000 dosis vaksin yang diproduksi fasilitas AstraZeneca di Italia. Tetapi, pengiriman tersebut gagal.

Alasan pemblokiran ekspor dihubungkan dengan mekanisme transparansi dan otorisasi dari Uni Eropa (UE), laporan Kompas mengutip AFP, Kamis (4/3/2021).

Melalui mekanisme itu, negara-negara UE berhak memeriksa rencana ekspor vaksin Covid-19 dari wilayah mereka. Perusahaan yang akan mengekspor vaksin harus meminta izin ke otoritas negara tempat mereka berusaha.

Apa yang terjadi?

Kejadian menimbulkan tanda-tanya di tengah kencangnya isu seputar distribusi vaksin. Sejumlah pemimpin negara terutama negara berkembang dan miskin menyerukan akses vaksin adil dan merata.

Namun, apa yang terjadi dengan Australia yang notabene bagian dari negara maju memberikan pradugan yang berlainan.

Apakah pemblokiran semata karena pelanggaran kebijakan? Kenapa Italia 'tega' memblokir ekspor vaksin AstraZenecca ke Australia?

Jika ditelusuri lebih jauh dari sejumlah sumber pemberitaan, kasus pemblokiran ekpsor vaksin AstraZeneca melibatkan setidaknya masalah di Italia dan Uni Eropa itu sendiri.

Persoalan dimulai dari 'ingkar janji' AstraZeneca. Laporan BBC Indonesia, AstraZeneca semestinya menyediakan 100 juta dosis vaksin sampai akhir Maret untuk Uni Eropa sesuai kesepakatan tahun lalu.

Tetapi perusahaan Inggris-Swedia menunda produksi di pabrik di Belanda dan Belgia. Alhasil, AstraZeneca hanya mampu menyanggupi 40 persen atau 40 juta dosis vaksin.

Imbasnya, Uni Eropa terutama Italia kekurangan vaksin. UE merespon dengan mengeluarkan transparansi dan otorisasi pada 30 Januari 2021 yang berlaku sampai akhir Maret 2021.

Perdana Menteri (PM) Italia Giuseppe Conte pada Januari lalu sempat dibuat geram karena negaranya tertunda mendapat pasokan vaksin AstraZeneca dan Pfizer dan menuduh perusahaan tersebut melanggar kontraknya.

Italia adalah salah satu negara yang paling tertekan pandemi Covid-19. Total kasus di negara tersebut mencapai 2,9 juta kasus dengan rata-rata 18 ribu kasus harian selama 7 hari terakhir.

Mengutip European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), total kasus Covid-19 di Eropa per 4 Maret 2021 berjumlah 37,7 kasus. Lima negara terbanyak Rusia (4,2 juta) Inggris (4,1 juta) Prancis (3,7 juta) Spanyol (3,2 juta) dan Italia (2,9 juta)

Kasus Australia kecil dibanding UE

Berbeda dengan negara-negara di Eropa, angka kasus Covid-19 di Australia justru terbilang kecil.

Jadi, harap dimaklumi bahwa Uni Eropa melakukan prioritas terhadap negera anggota.

Australia relatif tak mengalami peningkatan berarti dalam kasus harian sejak awal tahun 2021. Pada 4 Maret 2021, kasus harian hanya bertambah 5 kasus, mengutip laporan Departemen Kesehatan Australia.

Grafik kasus harian Covid-19 di Australia. (Sumber Departemen Kesehatan dan laporan negara bagian)
Grafik kasus harian Covid-19 di Australia. (Sumber Departemen Kesehatan dan laporan negara bagian)

Keberhasilan Australia meredam penularan virus corona salah satunya berkat kebijakan lockdown.

Apa yang dialami Australia saat ini menjadi pertimbangan.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Italia menyebutkan, Australia tidak dinilai sebagai negara yang rentan dalam konteks pandemi Covid-19.  Selain itu, jumlah dosis vaksin Covid-19 yang mau diekspor ke Australia juga terbilang besar.

PM Australia memaklumi

Australia menyampaikan tanggapan mereka dengan memahami situasi yang terjadi di Eropa.

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan Australia telah meminta Komisi Eropa meninjau kembali masalah ini, laporan Reuters, Kamis, 4 Maret 2021.

Uni Eropa memberi balasan.

Mengutip POLITICO, pejabat UE mengatakan Komisi Eropa tidak menentang langkah Italia dalam pemblokiran ekspor vaksin AstraZeneca karena telah disepakati ada risiko pelanggaran perjanjian pembelian antara UE dan perusahaan farmasi.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison sendiri memaklumi keputusan Italia terhadap negaranya.

"Di Italia, orang meninggal mencapai 300 jiwa per hari. Saya bisa memahami tingkat kecemasan tinggi akan ada di Italia dan di banyak negara di seluruh Eropa," kata Scott Morrison, Kamis, 4 Maret 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun