Waktu terus berputar yang menguatkan pertanyaan, hendak dibawa kemana hubungan ini?
Karena faktor halangan sebagai jawaban pertanyaan tersebut masih sama, akhirnya keluarlah keputusan sepihak untuk memblokir semua jalur komunikasi kami. Dia tentu tidak mengetahuinya.
Alasan pemblokiran semata supaya dia bisa melupakan hubungan kami dan dapat menemukan orang lain yang pantas dan tepat. Di samping itu, saya merasakan perubahan sikap dari dirinya.
Entah berapa lama setelah melakukan pemblokiran, saya menjadi kepikiran. Dia tidak seharusnya mendapatkan perlakuan tidak adil.
Beberapa pekan setelah itu, tiba-tiba sepucuk pesan masuk ke e-mail saya. Pengirimnya adalah dia. Ini sebagian pesan darinya.
Saya mencoba memulihkan, tetapi memikirkan bahwa hasilnya akan percuma. Dan memang prasangka itu benar-benar terjadi.
Di lain kisah, sebagai konsekuensi atas tindakan tersebut, saya seperti memperoleh karma yang diterima beberapa bulan lalu, seorang lain di sana melakukan ghosting kepada saya.
Tidak ada yang tersisa. Reaksi pertama saya heran, geram dan kecewa. Meski pengalaman saya pernah melakukan ghosting, tetap hal tersebut tidak dapat diterima.
Hal-hal ini menimbulkan pertanyaan sehingga semakin lama, saya semakin menyadari bahwa perpisahan memang layak diberikan dan dinikmati.
Ghosting tidak perlu diulangi.