Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi isu terhangat yang diperbincangkan masyarakat, yaitu penyampaian kritik. Melalui akun Twitter, 13 Februari 2021, SBY menuliskan dua cuitan tentang kritik.
Berikut kutipan cuitannya:Â
1. Obat itu rasanya "pahit". Namun bisa mencegah atau menyembuhkan penyakit. Jika obatnya tepat & dosisnya juga tepat, akan membuat seseorang jadi sehat.
Gula itu rasanya manis, tetapi kalau dikonsumsi secara berlebihan bisa mendatangkan penyakit. *SBY*
2. Kritik itu laksana obat & yang dikritik bisa "sakit". Namun, kalau kritiknya benar & bahasanya tidak kasar, bisa mencegah kesalahan.
Sementara, pujian & sanjungan itu laksana gula. Jika berlebihan & hanya untuk menyenangkan, justru bisa menyebabkan kegagalan. *SBY*
Kemunculan cuitan SBY menyiratkan pesan politik meski muatan informasinya terkesan normatif. Namun, kepada siapa cuitan tersebut ditujukan, ini masih abu-abu.
Pembahasan kritik ini mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan "Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik, masukan, atau potensi maladministrasi..."
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam acara Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020, 8 Februari 2021, mengutip Kompas.com.
Pemerintah menegaskan lagi pentingnya kritik terhadap pemerintah.Sekretaris Kabinet Pramono Anung saat Hari Pers Nasional, 9 Februari 2021, mengatakan pemerintah memerlukan kritik yang terbuka, kritik yang pedas, kritik yang keras.