Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kata Pengusaha, Masa Depan Sawit Indonesia di Bawah Presiden Joe Biden

10 Februari 2021   13:19 Diperbarui: 10 Februari 2021   13:49 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu lingkungan memperhatikan juga persoalan ketenagakerjaan. Jadi, hal-hal seperti ini perlu menjadi atensi bila hendak menembus pasar Amerika.

Menurut Halim, apapun yang diekspor ke Amerika, pemerintah di sana melihat, "apakah produk yang you ekspor termasuk sustainable, bersih lingkungan dengan tenaga kerja yang sesuai kebijakan yang manusiawi intinya begitu," kata Halim.

Di samping itu, Amerika di bawah Biden akan fokus pada kebijakan labour right dan child labour. Sebagai informasi, perusahaan sawit terbesar Malaysia Sime Darby saat ini terkena larang eskpor ke AS karena isu ketenagakerjaan.

Peluang ekspor sawit ke Amerika

Ekpsor CPO Indonesia ke Amerika mulai mengalami peningkatan signifikan sejak tahun 2015. Sebelum tahun 2015 total volume ekspor CPO hanya sebesar 100 ribu ton per tahun. Sedangkan, sampai tahun 2020 total volume ekspor Indonesia mencapai 1,2 juta ton per tahun.

Halim menjelaskan, faktor pengingkatan ekspor CPO ke pasar AS adalah kebijakan baru di bidang kesehatan. FDA USA melarang TransFat Acid (lemak trans) dan GMO (genetical modified organism) yaitu rekayasa genetika yang sangat berbahaya untuk kesehatan.

TransFat Acid ini ditemukan pada minyak olahan dari kedelai dan jagung. Sementara CPO, tidak sehingga menggantikan minyak olahan kedelai dan jagung.

CPO Indonesia bisa aman, akan tetapi menjadi tantangan pada produk biodiesel dari CPO Indonesia. AS memiliki kebijakan Noda EPA yang terbit pada 2012 silam. Halim mengatakan, CPO Indonesia tidak memenuhi standar CPO AS untuk penggunaan biodiesel dalam Noda EPA.

"Memang biodiesel ini berat karena persaingan tanam-tanaman. Produk biodiesel Indonesia terkena bea masuk 300 persen. Jadi CPO di sana digunakan untuk minyak goreng, biochemecial. Tapi kalau biodiesel, penggunaan CPO Indonesia masih terkena larangan," kata Halim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun