Kepala Staf Kepresidenan menanggapi laporan data vaccine tracker Bloomberg yang menyebut Indonesia butuh waktu lebih kurang 10 tahun untuk memvaksinasi 75 persen populasi.
Sejak laporan tersebut tayang dan beredar luas sampai ke media sosial, maka dalam sekejap para pembaca meraba-raba maksud waktu 10 tahun tersebut.
Itu sebabnya kecemasan mulai timbul karena pandemi selama satu tahun terakhir sudah menyakitkan dari pelbagai tekanan.Â
Bagi pelajar dan mahasiswa, harapan bahwa mereka dapat kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka seketika terkubur. Tulisan pertama saya tentang ini dapat dibaca di sini.
Data vaccine tracker yang menghimpun rata-rata vaksinasi harian suatu negara ditayangkan Bloomberg pada 5 Februari 2021 lalu melalui laman web.
"Suruh belajar sini dululah Bloomberg itu," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Minggu, 7 Februari menanggapi laporan Bloomberg itu, mengutip Kompas.com.
Dia menambahkan, Presiden Joko Widodo dan jajaran menteri sudah memikirkan upaya pelaksanaan vaksinasi dapat selesai dalam kurun waktu 1,5 tahun.
Jika merujuk data yang dihimpun Bloomberg, kecepatan vaksin Indonesia lebih lama dari perkiraan rata-rata waktu vaksinasi global selama 7 tahun.
Indonesia, menurut data tersebut, rata-rata melaksanakan 60.433 dosis per hari.