Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, banyak orang mengalami tekanan ekonomi. Pendapatan menurun telak karena pembatasan pertemuan fisik mencegah keramaian. Dampaknya terasa ke sektor pariwisata dan perhotelan akibat penurunan kunjungan wisatawan. Tidak terkecuali di Bali.
Di Twitter, netizen membincangkan masalah itu setelah seorang bule dari  Amerika Serikat berinisial KG membagikan pengalamannya ketika tinggal di Bali melalui utasan di akun Twitter miliknya.
Sekarang, akunnya telah dikunci, tetapi beberapa netizen telah mengambil capture utasannya dan membagikannya kembali ke Twitter.
Dari postingan yang beredar, KG mengatakan bahwa "Keluar dari Amerika pada usia 20-an adalah game changer."
Dia mengungkapkan bahwa dirinya tinggal di Bali selama lebih dari satu tahun dengan teman dekatnya. KG mengakui bahwa dia dulu adalah orang yang susah, berjuang untuk mencari pekerjaan sepanjang 2019 tetapi sering ditolak.
Akhirnya dia dan temannya pergi ke Bali. Mulanya, mereka tinggal selama 6 bulan untuk "mendapatkan makanan dan memperbaiki gaya hidup mereka."
Dia mengagumi Bali yang disebutnya sebagai perfect medicine. Di samping itu, dia membandingkan biaya sewa apartemennya di Amrik seharga USD1300 berbanding USD400 untuk rumah "treehouse"-nya  di Bali.
Ketika pandemi Covid-19 itu muncul pada Maret lalu, mereka memutuskan untuk tetap tinggal di Bali. Dia juga menulis beberapa kelebihan hidup di Bali, di antaranya aman, biaya hidup murah, gaya hidup mewah, queer friendly dan Black community in Bali.
Postingan tersebut menjadi viral, bahkan dimuat media Inggris The Independent dalam pemberitaannya.
Ternyata masalah tidak berhenti di situ. Warganet mendedahkan beberapa tingkah laku mereka lainnya.