Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Facebook dan Twitter

15 Januari 2021   23:54 Diperbarui: 16 Januari 2021   00:02 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Burung pipit kecil menuliskan di dinding Facebook
dengan hati yang cemas menangis
dia pasrah mengungkapkan laranya
"Aku hendak mencari masa depan"
ketika roda kehidupan menyangkut di dasar paling bawah


Malam harinya, dia kembali ke tempat duduk semula
menyalakan layar laptop
menyiapkan secangkir teh
meskipun waktunya tidur, hatinya lebih penting diselamatkan ketimbang menutup mata


burung pipit duduk di samping bayangannya
untuk menonton film yang menghibur
tetapi, buffering terus berjalan, tidak mau berhenti
sampai akhirnya kepalanya tengkurap di depan tombol keyboard

Esok hari, dia membuka pagi dengan doa
meminta berkat untuk satu hari
kalau tidak, satu detik
karena kemarin dihabisi linang air mata


setelah mengatakan amin, dia pun berangkat
bergegas memacu jari di atas meja komputer
menghubungkan koneksi internet ke alamat URL Facebook


Dia menanti dengan bersemangat
siapakah yang membalas pesan di dindingnya
ternyata tidak seburungpun, tidak

 
Banyak cara dia coba untuk menutup kekesalannya
Jika burung pipit butuh tertawa
dia akan menari di TikTok
sambil mendengar penyanyi berdendang di Spotify
semua lancar karena kecepatan 10Mbps


Tetapi, kebahagiaannya bertahan singkat
sampai jam 10 pagi, dia berhenti berjoget
burung pipit harus bekerja untuk membayar tagihan listrik dalam keadaan lelah


Sore harinya, perasaannya masih juga kalut
Apa yang dia mau?
Dia membuka kembali akun Facebooknya
meski itu hanya untuk membuatnya semakin lama terluka sekalipun 100 like banyaknya


Oh! Beruntung, ada satu balasan dari Merpati


Pesan yang ramah dan bersemangat
Merpati mengajak pipit itu pergi ke tempat lain
tetapi masih di dunia maya


Katanya, "kita harus menggunakan Twitter"
merasa itu adalah tempat yang layak untuk para burung
sebab di sana banyak kawanan yang berkicau


Burung pipit pun masuk ke Twitter
Belum lima menit, dia merasa takjub
"Aku ingin bahagia, mengapa di sini banyak orang-orang menyedihkan!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun