Setelah kerusuhan di Capitol Hiil, Presiden AS Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan mengejutkan semua pihak.
Dalam cuitan terbarunya, ia mengatakan tidak akan menghadiri inagurasi pada 20 Januari 2021.
Inagurasi adalah acara pelantikan yang menandakan pemindahan pemerintahan Trump ke Presiden AS terpilih Joe Biden.
"Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri Inaugarasi pada 20 Januari," tulis Donald Trump, 8 Januari 2021.
Cuitan tersebut ditanggapi 140 ribu lebih retweet.
Rencana Trump ini tidak biasa dalam tradisi Kepresidenan AS.
Di samping itu, pernyataan Trump tersebut seolah mengonfirmasi kekhawatiran pejabat dan masyarakat AS.
Trump sebelumnya dikhawatirkan akan berusaha mengganggu proses transisi pemerintahannya ke Joe Biden.
Hal ini terlihat ketika pendukungnya menyerbu Capitol Hill untuk menggagalkan hasil Pilpres AS yang dimenangkan Joe Biden.
Sejak Pilpres AS berakhir, Trump berulang kali menuding bahwa hasil Pilpres AS telah dicurangi.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi berang dengan sikap Trump.
Ia bahkan mengusulkan supaya Trump dicopot sebagai Presiden AS secara konstitusional melalui Amandemen ke-25.
Menurut Amandemen ke-25, bila Presiden dinilai tidak dapat andal dalam menjalankan tugas dan kekuasaanya, maka Wakil Presiden akan menggantikannya, dikutip dari CNN.
Kabar terbaru, Nancy Pelosi disebut telah berbicara kepada Kepala Staf AD Jenderal Mark A Milley tentang pencegahan akses kode nuklir dari 'Presiden yang tidak stabil', ('unstable president' from accessing the nuclear codes), dikutip dari Washington Post, 9 Januari 2021.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah Trump menyampaikan cuitan tentang ketidakhadirannya di inagurasi.
Presiden AS memang memiliki otoritas untuk mengakses kode nuklir.Â
Ini tentu akan sangat berbahaya, bukan hanya kepada AS, tetapi juga dunia jika ancaman nuklir itu benar-benar terjadi.
Mungkin itu hanya pernyataan bombastis dari Nancy Pelosi mengingat dirinya dan Trump memang sudah berselisih lama.
Tapi, Pelosi bisa jadi tepat karena menyangkut pencegahan.
Apalagi dulu, tahun 2018, Trump pernah menuliskan cuitan ancaman kepada Presiden Korea Utara Kim Jong Um, bahwa Trump memiliki tombol nuklir yang lebih besar dan kuat dari tombol nuklir Kim Jong Un.
Saya mencoba mencari sumber berita lain untuk mendapatkan keterangan lengkap sampai ke akun Twitter Trump.
Saat dicek ke akun Twitternya, Trump tidak mengungkit sama sekali soal nuklir dalam cuitan terbarunya hari ini, 9 Januari 2021.
Sama halnya dengan pemberitaan media.
Kantor berita AP turut menurunkan berita tentang permintaan Pelosi untuk mencegah akses nuklir kepada Trump.
Dalam beritanya berjudul Pelosi seeks to curb Trump's nuclear power, plans to impeach, AP melaporkan, pembicaraan Pelosi dengan Jenderal Mark Milley adalah "untuk membahas tindakan pencegahan yang tersedia dalam mencegah presiden yang tidak stabil memulai permusuhan militer atau mengakses kode peluncuran" untuk perang nuklir.
Lebih lanjut, AP menjelaskan, meski Presiden memiliki otoritas untuk memerintahkan peluncuran nuklir, komandan militer dapat menolak perintah tersebut jika itu dianggap ilegal.
AP melanjutkan bahwa Trump tidak membuat ancaman demikian (Trump has been making no such threats).
Tetapi Pelosi mengatakan situasi "presiden yang tidak terkendali ini sangat berbahaya."
Oalah...
Jadi menurut asumsi saya, ini sebatas langkah antisipasi dari Pelosi.Â
Tidak ada ancaman serius dari Donald Trump.
Tapi, melihat kekhawatiran Pelosi soal tombol nuklir ini, sebegitu menyeramkan kah Donald Trump ini dalam pandangan sebagian rakyat Amerika?
To all of those who have asked, I will not be going to the Inauguration on January 20th.--- Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 8, 2021
North Korean Leader Kim Jong Un just stated that the "Nuclear Button is on his desk at all times." Will someone from his depleted and food starved regime please inform him that I too have a Nuclear Button, but it is a much bigger & more powerful one than his, and my Button works!--- Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 3, 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H