Tren 2021 merupakan momentum melatih diri untuk teguh melaksanakan sesuatu sesuai dengan apa yang diucapkan. Ini adalah pelajaran dari tahun 2020.
Tahun lalu, kita menghadapi kedatangan pertama virus corona yang tiba-tiba. Kita agaknya belum siap menyambut pandemi Covid-19. Alhasil, muncul rasa was-was.
Semua lini kehidupan dan pekerjaan berubah karena protokol kesehatan, mencuci tangan, mengenakan masker, menghindari kerumunan dan menjaga jarak sosial. Imun tubuh harus dijaga.
Itu adalah upaya untuk mencegah penularan virus corona. Namun, berjalannya waktu, kita dihadapkan pada kondisi dilematis.
Di satu sisi, ada masalah kesehatan sementara secara bersamaan, ada persoalan perekonomian yang harus diselamatkan. Ada dua isu harus diselamatkan, tetapi dua hal itu sering bertentangan.
Misalnya, bila pandemi Covid-19 ingin selesai, maka sektor perekonomian mau tidak mau harus 'dikorbankan.' Begitu sebaliknya. Dahulu, dunia memasuki era new normal selama berbulan-bulan, awalnya semarak, akan tetapi istilah itu saat ini menjadi kurang populer.
Pertentangan ini yang kerap menghadirkan gejala kebingungan kepada orang-orang.
Diam-diam, kita seolah sudah terbiasa melupakan komitmen yang pernah diucapkan. Sebagai contoh, tanpa menyebut nama, ada publik figur yang sering mengimbau pengikutnya di media sosial untuk tidak keluar rumah untuk mencegah bertambahnya kasus. Namun akhirnya, dia sendiri justru pergi berlibur ke luar kota.
Masa lalu, biarlah menjadi masa lalu. Tahun 2021, merupakan awal untuk pemulihan yang satu syarat utamanya adalah penanggulangan Covid-19. Pemerintah sudah menyiapkan vaksinasi yang diperkirakan akan dimulai pada bulan Januari ini.
Pada waktu hampir bersamaan, dunia dihebohkan dengan munculnya varian baru virus Corona yang kali pertama ditemukan di Inggris.Â
Sebenarnya, masalah mutasi ini dahulu sudah menjadi perhatian ilmuwan ketika awal pandemi. Virus ini diketahui memang terus berubah.
Profesor Lawrence Young dari Warwick University, mengatakan banyak varian virus telah ada sejak awal pandemi dan merupakan produk dari proses alami, di mana virus berkembang dan beradaptasi dengan inangnya saat mereka bereplikasi, dikutip dari BBC News Indonesia, 2 Januari 2021.
Pembahasan mutasi virus corona ini sempat disinggun dr Tompi ketika berbicara di podcast Deddy Corbuzier, 6 Januari 2021.
Perubahan adalah sesuatu yang pasti di dunia. Manusia berubah, semua orang berubah.
Hanya saja, sungguh menyebalkan ketika perubahan itu terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga. Bila terlalu lama dibiarkan, ucapan manusia di atas janji hampir tidak ada artinya. Apa yang ditafsirkan bisa berbeda dengan implementasinya.
Padahal, kepercayaan erat dengan apa yang dilakukan sesuai dari apa yang diucapkan. Pandemi Covid-19 memang menyebabkan sebagian orang merasa excuse terhadap orang yang kurang konsisten selama itu yang terbaik untuk diri sendiri.
Tren 2021 adalah tahun pemulihan, sekaligus mengembalikan kepercayaan. Setidaknya tahun 2021 adalah waktunya melatih diri untuk konsisten melaksanakan tujuan sesuai dari ucapan. Masa, kita selamanya harus beradaptasi seperti virus corona yang berubah-ubah.
Minimal, kita benar-benar melaksanakan komitmen untuk menghindari kerumunan dan melaksanakan protokol kesehatan, apalagi pemerintah sudah memberlakukan PSBB keta di Jawa-Bali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H