Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengutus 52 dokter, perawat dan profesional terampil dari negaranya untuk membantu Italia, negara yang secara struktur ekonomi lebih perkasa darinya, dalam memerangi Covid-19 sejak virus SARS-CoV-2 menyerang Italia di awal pandemi.
Memang kabar Kuba membantu Italia terkesan di luar nalar. Tetapi, itulah kenyataannya. Italia membutuhkan bantuan tenaga medis tambahan untuk mengatasi lonjakan kasus dan Kuba adalah negara yang terbuka untuk mengirimkan bantuan tenaga medis.Â
Ketika gelombang kedua Covid-19 terjadi lagi di Italia, Komisioner Penanganan Covid-19 Sisilia, Renato Costa, mengingat kembali Kuba untuk bisa mengirimkan tenaga medis ke wilayahnya. Â
Virus itu menyebar cepat dan tidak membedakan siapa orang yang ingin dihinggapinya.
Kuba juga menjadi satu-satunya negara yang bersedia memberi tempat bersandar untuk kapal pesiar Inggris MS Braemar yang diketahui membawa 5 penumpang terjangkit Covid-19 pada Maret lalu.
Penumpang MS Braemar mungkin tidak akan lupa atas sikap Kuba setelah dua kali ditolak berlabuh di Bahama dan Barbados yang notabene bagian British Commonwealth.
Sejak masa Revolusi, Kuba memang telah meletakkan masalah kesehatan sebagai bagian dari kemanusiaan yang harus dituntaskan.Â
Dari situlah, pemerintahnya menyekolahkan banyak penduduk sebagai dokter menjadikan rasio perbandingan dokter dan 10.000 penduduk di sana tertinggi di dunia dengan skor 8,2 menurut data WHO dikutip dari Bloomberg.
Para tenaga medis yang dikenal dengan istilah prajurit seragam putih ini telah melaksanakan banyak misi kemanusiaan, seperti saat Afrika dilanda virus Ebola.
Tentunya, tulisan ini hanya mencuplik sedikit peristiwa-peristiwa kemanusiaan di tengah pandemi Covid-19.
Masih ada orang-orang di luar sana yang dengan rendah hati menolong mereka yang tidak pernah dikenal, baik yang hadir langsung ataupun bekerja senyap.