Beberapa pembaca karyanya mungkin agak ngeri untuk mengikuti gaya pemikirannya yang sangat berbeda dari pandangan umum.
Tiga tahun berlalu sejak saya lolos dari kampus. Selama itu, saya jarang mengikuti perkembangan darinya. Saya berpikir, usianya sudah sangat sepuh, mungkin dia sudah nyaman menikmati masa pensiunnya.
Entah karena dorongan apa, saya mulai mencari dirinya melalui YouTube pada Oktober 2020 lalu.
Dugaan saya selama ini ternyata salah. Chomsky masih aktif memberikan seminar dan wawancara di belbagai kanal dan media. Ia tetap konsisten dengan cara pandang kritis dan progresif.
Sekarang, Trump menjadi sasaran kritisnya karena abainya dia soal pandemi Covid-19 dan perubahan iklim dunia.
Bahkan Chomsky berkali-kali mengatakan tidak mendukung Trump dan menyebutnya sebagai pembawa bencana. Selain karena intelektualitasnya, Chomsky adalah orang yang telah puluhan kali melewati Pilpres AS.
Ia memiliki memori yang kuat untuk membandingkan pemerintahan dari tiap Presiden yang berbeda sampai sekarang. Alasannya mendukung Joe Biden pun hanya karena membendung Trump memenangkan Pilpres AS untuk kali kedua.
Satu hal yang membuat saya salut terhadapnya dari penyusuran video wawancaranya, dia terlihat bersemangat untuk membagikan pengetahuan dan pengalamannya dengan anak-anak muda yang penasaran terhadap dia dan kerasnya dunia ini.