Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tampaknya punya kelebihan dibanding pejabat lainnya. Auranya begitu kuat sampai-sampai Opung Luhut Binsar Pandjaitan menganggapnya sebagai ksatria.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin di program Mata Najwa sempat terenyuh menceritakan proses penangkapan Edhy Prabowo di bandara Soekarno-Hatta. Dia tidak tega membiarkan sahabatnya sendirian menghadapi petugas KPK saat itu.
Meski Ali Ngabalin punya kesempatan untuk pergi, ia tetap berada di bandara dengan maksud memberikan support supaya Edhy tegar menghadapi proses penangkapan.
Sebagaimana diketahui, proses penangkapan Edhy terlihat mulus tanpa perlawanan. Sampai akhirnya, KPK menggelar konferensi pers, Edhy kembali menjadi perhatian. Seorang Menteri muncul mengenakan rompi oranye tahanan KPK di hadapan publik. Barang-barang mewah yang diamankan KPK turut dipamerkan ke media.
Saya yang menyaksikannya merasa malu bukan main bila berada di posisinya. Kok, bisa-bisanya perilaku demikian dilakukannya terlebih saat masa pandemi yang telah menimbulkan tekanan di masyarakat.
Tetapi, Edhy berhasil menunjukkan kepribadiannya yang dapat merenggut empati sebagian masyarakat salah satunya dengan menyampaikan permohonan maaf kepada Ibunya.
Melihat beberapa peristiwa sejak penangkapan, pernyataan Edhy di atas cukup jelas disampaikan secara apa adanya.Â
Jikapun curiga ada maksud di balik ucapannya, dugaan ini segera terpatahkan karena ia menyampaikan pengunduran dirinya sebagai menteri sehingga semuanya berjalan beres, tidak seperti pelaku korupsi lainnya yang mencoba mengakal-akali dengan kabur atau berteriak dicurangi atau dikhianati.
Puncak momen emosional ini terlihat saat Opung Luhut yang menggantikan dirinya sebagai Menteri Ad Interim mengatakan Edhy sebenarnya orang baik dan berjiwa ksatria karena bertanggung jawab atas proses hukum yang menjeratnya.
Pernyataan si Opung ini memang kontroversi dan menjadi bahan perbincangan banyak netizen di Twitter. Kesannya seolah-olah memaklumi tindakan Edhy yang sudah jelas mencoreng upaya pemberantasan korupsi di negeri ini.