Bila melihat kepribadian Edhy Prabowo di televisi dan media, saya dapat menyimpulkan sosoknya cukup menggambarkan dirinya sebagai orang lurus, terlepas dari kontroversi kebijakan ekspor benih lobster.
Contoh lain yang relevan pada hal ini saat penangkapan di bandara Soekarno-Hatta. Ia tidak memperlihatkan perlawanan terhadap petugas KPK yang menjemputnya. Semua berjalan lancar, menurut penuturan Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin yang ikut dalam rombongan penerbangan.
Edhy Prabowo tidak seperti kebanyakan pejabat teras lainnya yang membela diri dengan berteriak seolah merasa dikhianati atau menuding ada permainan di balik kasusnya. Ia sendiri menyampaikan akan bertanggung jawab menghadapi kasusnya.
Seketika itu juga, ia mengumumkan pengunduruan diri dari jabatannya sebagai menteri dan pengurus Partai Gerindra yang mengakhiri desas-desus tentang posisinya di kabinet.
Ada penyesalan yang diungkapkannya, terutam ketika ia meminta maaf kepada sang Ibunda.
Sisi baiknya semakin kokoh setelah menyaksikan komentra Ali Ngabalin yang secara emosional meluapkan tangis menceritakan momen penangkapan Edhy Prabowo dan tersangka lain di bandara Soekarno-Hatta di program Mata Najwa, Rabu (25/11/2020).
Ada sisi manusiawi yang menunjukkan bahwa Edhy Prabowo memiliki kepribadian kuat dan untuk menumbuhkan semangat persaudaraan.
"Sebagai teman dan sahabat, saya harus menemani Edhy Prabowo sampai dengan penyelesaian. Apa yang disampaikan KPK. Itu menurut saya komitmen persahabatan saya dan saya percaya dia orang baik untuk membawa kami..." kata Ali Ngabalin dikutip.
Tragedi menyadarkan absurditas kehidupan. Kecelakaan yang membuat Edhy berurusan pada kehendak duniawi yang harus dipertanggungjawabkan di muka hukum.
Ali Ngabalin sekalipun merasa harus menyelamatkan sahabatnya, tetapi ia tidak mempunyai kuasa untuk melakukannya.
Saya sebelumnya menekankan kasus Edhy Prabowo ini terletak pada degradasi moral melalui tulisan lain, tetapi memasukan moralitas dalam perkara ini seperti menunjuk kesalahan pada diri sendiri dan pada tiap manusia. Ini menjadi terlihat sama absurdnya ketika berhadapan dengan kasus korupsi yang riwayatnya sangat panjang dalam sejarah peradaban manusia.