Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mimpiku

26 November 2020   07:47 Diperbarui: 26 November 2020   07:59 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teruntuk udara yang dingin, yang kucinta embun, sang surya dan ayam tuaku. Bulan tempatku bersandar. 

Teruntuk kembang yang layu, dibasahi gelap gulita,
dan foto kanak-kanakku

Aku malam ini memiliki mimpi, yang terbang melampaui semua siksaan dunia
Menyemai yang terluka
Menghirup jeritan penindasan

Dalam suatu perjalanan di belantara,
dua insan manusia berjalan tersendat, satu dan yang lain merangkul cahaya bulan
membelai seperti mendapati kebebasan
Gadis itu memiliki kecantikan mematikan
Ia menjepit LV dengan rantai emas yang terikat

Lihat, bahagianya mereka
Dan betapa memilukannya aku duduk di sana
Melampiaskan hasrat seperti kucing meraung di gelap malam
Nafasku, ah, lebih beracun dari kebencianku
Dan mimpiku berakhir
dengan keterlanjuran, semuanya terbangun
dari sebuah berita tentang korupsi

Efrem Siregar, 26 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun