I
Anak kecil yang sedang berlari riang di dalam lebat hutan
Menemani sang ayah berburu babi di balik sawit.
dia bocah liar yang menyepak gunduk daun yang gugur
jari-jari kakinya menyisir rumput-rumput untuk membuat jalannya.
Anak kecil itu tumbuh menjadi remaja
tetapi dia berkembang di dalam alam
kebahagiaannya adalah burung-burung, buaya, ular, monyet, cacing, cicak
II
Seorang perempuan tersesat dari kota jauh
Dia berjumpa lelaki itu yang berotot, bertubuh coklat kehitaman
Rambut menjulur di atas bahu
Sepasang kaki berjalan tanpa kasut
Berkenalanlah satu sama lain
Si lelaki berkata: aku tanpa nama
Sambil menunjuk ke arah lebat pohon meranti: singgah ke sana, itu rumahku
Bola mata remaja itu saling memandang
Perempuan itu jatuh cinta dengan alasan lain.
Butuh waktu dua jam untuk menyempurnakan proses pandangan pertama.
III
Jatuh cinta adalah sebuah konteks
Sehingga beberapa alasan perempuan kadang-kadang membingungkan
"Aku tidak mau tinggal di sini. Ikutlah bersamaku ke kota."
Mereka berjalan kaki menuju kota
Beratus-ratus ribu centimeter dilewati
Disuguhi dalam perjalanan itu: seratus unggas menyantap bangkai yang mati tidak mengenakan
Seribut menit langkah mereka sampai di pinggir kota
Akan tetapi, keduanya saling memandang sinis.
Si perempuan berkata: aku mencintaimu. Tapi aku sekarang sadar. Aku mencintaimu, dulu, karena kau pelindung yang melenyapkan ketakutanku pada binatang-binatang hutan
Si lelaki berkata pula: kau menawan saat lembah dan sungai mengalir di balik badanmu. Tapi mengapa ada pandangan lain di antara asap yang membubung pada wajahmu.
Sebelum balik badan, laki-laki itu menyampaikan: aku kira ayahku akan mengusirku pula dari hutan dengan sumpah serapah.
"Oleh sebabnya aku harus membangun hutan di kota ini."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H