Sydney Aiello, pelajar Sekolah Marjory Stoneman Douglas, Parkland, Florida, AS, merindukan kehadiran sahabat sejatinya Meadow Pollack. Namun, semua orang tahu bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.
Sang sahabat Meadow Pollack telah berpulang ke pangkuan Sang Pencipta. Ia adalah korban penembakan brutal yang dilakukan Martines Cruz pada Februari 2018 silam.
Aiello sebenarnya ada di sekolah saat penembakan, namun di lokasi terpisah. Dia selamat dari maut, namun tangisan tiada henti membasahi pipinya.
Beberapa hari setelah penembakan, ia menuliskan ungkapan dukacita kepada sahabatnya. "You are the key 2 my heart," tulis Aiello di akun media sosialnya dikutip dari MiamiHerald.com, Jumat (22/3/2019).
Aiello sangat menyesalkan dirinya terlalu lama pascakejadian. Ia menghadapi sebuah kekalutan. Hari-hari Aiello yang dikenal ceria berubah menjadi kelabu. Ia terus berjuang melawan ketakutan akibat penembakan yang sangat biadab itu.
Sang Ibunda, Cara, beberapa kali melihat Aiello berada dalam keadaan rapuh. Namun, Aiello tidak meminta bantuan meski ia terpuruk sehingga semua terlihat berjalan baik.
Bulan demi bulan berlalu setelah kejadian. Namun, musim panas hingga turunnya salju tidak lantas melenyapkan trauma yang begitu menancap di pikiran Sydney.
Duka di ujung kisah. CBSMiami.com, Kamis (21/3/2019) memberitakan, Aiello memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Gadis yang bercita-cita sebagai perawat medis ini meninggal dunia pada 17 Maret 2019, hari Minggu lalu dalam usia 19 tahun.
Stop untuk bersikap acuh!
Sang Ibu, Cara, tidak ingin terlarut terlalu lama menangisi kematian Aiello. Ia ingin kejadian ini menjadi pembelajaran kepada orang lain. Saudara Pollack dalam cuitannya setelah kematian Aiello meminta orang-orang mendoakan keluarga yang ditinggalkan.
Keluarga adalah tempat terakhir untuk menampung semua kesedihan, ketakutan, penyesalan sekaligus mengakhiri semua duka ini.