Dua kali seminggu sepanjang 2004-2006 ruang tamu terlihat berwarna dengan kehadiran tabloid Bola. Saya masih bocah saat itu, namun tabloid Bola bukanlah bacaan berat untuk dipahami anak-anak SD yang menggemari sepak bola.
Dalam kurun tahun tersebut, orangtua saya berlangganan tabloid Bola. Surat pembaca menjadi rubrik yang tidak boleh terlewatkan. Rubrik ini memberi ruang khusus kepada pembaca untuk menyampaikan opini, sanggahan atau mengajukan pertanyaan untuk dijawab para redaktur.
Pada bagian itu, saya masih mengingat betul ada artikel menarik yang ditayangkan dalam rubrik surat pembaca pada 2005. Tulisan itu memuat formasi Liverpool dengan keunikan nama pemain. Starting line up ditetapkan berdasarkan nama yang memiliki huruf ganda. Semisal Hyypia.Â
Namun, saya tidak mengingat identitas penulis artikel tersebut dan kapan artikel itu diterbitkan. Bertepatan dengan Hari Pers Nasional ini, saya mencoba menyusun kembali susunan pemain sebagaimana ide penulis saat itu. Tidak hanya Liverpool, saya mengingat pembaca lainnya juga pernah membuat metode yang sama untuk AS Roma.
Tanpa bermaksud melucuti ide sang penulis saat itu, berikut ini saya menyusun ulang skuad Liverpool dan AS Roma berdasarkan huruf ganda, sekalian bernostalgia. Semoga pers tetap berpihak kepada pembacanya dan setia menyajikan berita yang mendidik sekaligus memberi gairah kepada masyarakat untuk terus berpendapat.
1. Liverpool 2004/2005
Untuk Liverpool, saya menerapkan formasi 4-4-2. Pada musim 2004/2005, Liverpool dilatih oleh Rafael Benitez. Beberapa nama besar seperti Dudek, Luis Garcia dan Milan Baros tidak saya masukkan dalam skuad tim karena nama mereka tidak memenuhi kriteria.
Posisi penjaga gawang ditempati oleh kiper cadangan Scott Carson. Lini pertahanan diisi oleh Sami Hyypia, Pellegrino, Riise sebagai bek kiri dan Steve Finnan sebagai bek kanan.
Lalu pada bagian tengah, ada sang kapten Steven Gerrard, Dietmar Hamann, Carragher, dan Harry Kewell sebagai gelandang serang.
Sementara posisi penyerang diserahkan kepada dua pemain Prancis Djibril Cisse dan Pongolle.
Musim 2004-2005 menjadi musim terindah sebab Liverpool berhasil menyabet gelar juara Liga Champions setelah menaklukkan AC Milan dalam drama adu penalti 3-2.
LIVERPOOL
4-4-2
Kiper: Scott Carson
Bek: Finnan, Hyypia, Riise, Pellegrino
Gelandang: Gerrard, Carragher, Hamann, D. Potter
Striker: D Cisse, Pongolle
2. AS Roma 2004/2005
Berbeda dengan Liverpool, skuad inti AS Roma ternyata diisi banyak pemain yang memiliki huruf ganda pada nama mereka, kecuali sang kiper Carlo Zotti yang cukup sering menduduki bangku cadangan.
Agar sesuai kriteria, formasi yang dipakai adalah 4-3-3. Posisi kiper ditempati kiper muda Carlo Zotti.Â
Lalu pada barisan pertahanan terdapat Traianos Dallas, Matteo Ferrari yang sebelumnya didatangkan dari AC Parma. Di sisi kiri dan kanan ditempati Christian Panucci dan dengan sangat terpaksa Philippe Mexes yang sebenarnya bek tengah harus menempati posisi sebagai bek kiri.
Posisi Philippe Mexes yang rawan akan ditutupi kelincahan tiga pemain tengah, De Rossi, Damiano Tommasi dan Simone Perotta.
Barisan depan AS Roma akan lebih menakutkan lawan. Fransesco Totti menempati sayap kiri, Vicenzo Montella pada bagian sayap kanan.Â
Keduanya akan mendobrak melalui sisi samping lapangan. Ini akan mengacaukan konsentrasi pemain bertahan lawan sebab pada saat yang sama Antonio Cassano menempati posisi sebagai penyerang yang siap mengeksekusi bola ke gawang lawan.
AS ROMA
4-3-3
Kiper: Carlo Zotti
Bek: Panucci, Philippe Mexes, Matteo Ferrari, T. Dallas
Gelandang: De Rossi, Damiano Tommasi, Simone Perotta
Penyerang: F. Totti, V. Montella, A. Cassano
Selamat Hari Pers Nasional. Terima kasih penulis, terima kasih pembaca, terima kasih wartawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H