"Kau ingin alasan rasional? Revolusi, tolol. Rajamu saat ini sangat takut kehilangan kekuasaannya. Kematian tidak ada dalam pikiran rasionalmu. Kau tidak memiliki empati untuk menangkap segala tanda-tanda ini. Sekarang, mari kita tertawa karena resolusi tahun depan akhirnya telah diumumkan, kegemilangan untuk Kerajaanku dan rakyatku," ujar Sayandra.
Ucapan Sayandra kian mengaduk keteguhan Gaus yang semula bersuka cita menjadi muram. Ia tidak mengalihkan pandangannya pada Sayandra. Di tengah kebimbangan muncul bayangan yang lebih gelap dari sisa-sisa kemendungan.
"Saya tidak yakin, kami, yang Anda perintahkan, dapat melakukan resolusi itu." Sambil menitikkan air mata, Gaus berseru atas ketakutannya, "Oh, Tuhan dengarkan seruan hamba-Mu yang malang ini."
Sang Raja mendengar doa Gaus, kemudian mendekat dan memandang wajahnya dengan tatapan tajam.
"Kalau kau tidak ingin itu terjadi, jangan biarkan rakyatku mati."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H