Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jenderal Mulyono Sang Motivator

29 November 2018   16:03 Diperbarui: 29 November 2018   16:05 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana publik mengenal Jenderal TNI Mulyono selama menjabat KASAD (2015-2018)? 

Ia pernah membuang tanda kepangkatannya di hadapan prajurit Kopassus pada Agustus 2018 lalu. Video yang merekam aksi tersebut tersebar di YouTube yang pada akhirnya viral. 

Beberapa orang, termasuk saya mulai 'ngeh' untuk mencari lebih banyak seluk beluk kepemimpinan Jenderal kelahiran Boyolali ini. 

Ia dalam lawatannya ke pelbagai daerah sering memberikan motivasi kepada prajurit TNI AD. Pada beberapa kesempatan, Jenderal Mulyono menyerukan kepada prajurit TNI AD, hilangkan ketakutan untuk bertanya kepada komandan.

"Saya ini rekan kamu. Jangan ada takut-takut," katanya kepada prajurit Kodam XVII/Cenderawasih, Papua pada 2017.

Pernyataan itu terkesan normatif dan biasa-biasa saja. Namun, makna 'rekan' sejauh saya ketahui, terasa berbeda jika dipasangkan dalam kamus militer. Ada prinsip komando. Ada struktur vertikal yang mengaturnya. 

Istilah rekan hanya tepat digunakan untuk menunjukan hubungan militer dan sipil. Pemakaian kata rekan dalam militer menjadikan garis hubungan prajurit dan komandan rancu karena kesejajaran relasi. Hal ini bisa mengaburkan tanggung jawab seorang prajurit atau komandan.

Akan tetapi, Jenderal Mulyono berpandangan lain. Ini memandang ada daya tawar atas hubungan rekan pimpinan dan bawahan dalam nama besar TNI AD. Prajurit berani bertanya, sementara pimpinan tidak perlu merisaukan kewibawaannya.

Masih di lokasi yg sama di Kodam Cenderawasih, Mulyono menyerukan, "Jangan pernah terlintas dalam pikiranmu untuk melakukan kesalahan sekecil apapun, berpikir salah tidak boleh, apalagi melakukan pelanggaran."

"Lakukan yg terbaik untuk dirimu, satuanmu, bangsa & negara dan TNI AD."

Perhatikan urutan kalimatnya: diri (pribadi), satuan, negara, dan TNI AD. Kepada siapa prajurit harus berlaku baik terlebih dahulu? Diri sendiri. Ia meletakan kepribadian sebagai yang pertama utk disempurnakan, lalu mengikuti pada unsur lain di luar diri manusia tersebut. 

Ia mendambakan TNI AD menjadi  matra besar karena ketangguhan manusia-manusia di dalamnya. Ia tidak ingin memberi kesan yang mengistimewakan seorang prajurit, pun para Jenderal. Semua berada dalam keistimewaan tugas masing-masing.

Jika memang ia terlihat berpihak kepada prajurit, ini memang fakta. Prajurit di tingkat bawah adalah orang-orang berada dalam lingkungan masyarakat. Ini menjadi poin bagus terhadap TNI AD untuk memperoleh hati masyarakat.

"41 Kementerian MoU dengan TNI AD, ujung-ujungnya yang kerja siapa? Babinsa," ucapnya di hadapan prajurit Yonif 113/Jaya Sakti, Aceh (2017).

Posisinya sebagai KASAD digantikan Jenderal Andika Perkasa dan sertijab keduanya telah berlangsung pada hari ini, Kamis (29/11/2018). Jenderal Mulyono saat ini memasuki masa pensiun pada 2019 mendatang. Motivasi ini diingat tidak hanya oleh prajurit, namun juga masyarakat. Semoga semangat ini juga ditularkan para prajurit kepada masyarakat di pelosok Tanah Air. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun