Kolumnis Robin Abcarian memberikan sebuah kutipan ciamik dalam artikel yang ditayangkan media Los Angeles Times pada 1 September 2017 lalu. Kutipan kecil yang nyaris sulit dibantahkan kebenarannya pada saat ini.
"History is written by victors, and promulgated by their descendants." Demikian bunyi petikan tersebut.
Artinya kurang lebih seperti ini, 'sejarah dituliskan oleh pemenang dan diteruskan oleh keturunannya.' Kalimat awal barangkali jamak diketahui masyarakat. Namun, penekanannya adalah bagaimana narasi sejarah diteruskan dari generasi ke generasi agar awet di kepala masing-masing orang.
Namun, masyarakat Amerika Serikat harus berdebat keras untuk bisa menerima kehadiran nenek moyang mereka. Orang-orang barangkali mengingat Christopher Colombus, penjelajah Italia yang mendarat kali pertama di Bahama pada 1492, sebagai penemu Amerika.
Kedatangan Columbus di dataran Amerika dirayakan. Namun, pada akhirnya perayaan Hari Columbus mendapat banyak pertentangan di pelbagai daerah.
Beberapa sumber menuliskan, Columbus dan kawan-kawannya telah melakukan pembantaian terhadap pribumi Amerika yang saat ini dikenal sebagai orang Indian. Tak ayal, kisah semacam ini menjadi pemancing bagi sebagian orang untuk menolak Hari Columbus. Mereka memlih untuk menggantinya sebagai Hari Orang Pribumi (Indigenous People Day).
Hari Pribumi sebenarnya sudah dirayakan sejak 25 tahun di Berkeley, California Utara. Hari Pribumi juga sudah menjadi hari libur di beberapa negara bagian: Hawaii, Florida, South Dakota, dan lain-lain.
Sementara Hari Columbus ditetapkan sebagai hari libur nasional sejak 1934. Lalu, pada tahun 1971, AS menetapkan Hari Columbus sebagai hari libur pada hari Senin setiap minggu kedua Oktober.
Situasi politik AS di bawah Presiden Trump kian mempertajam sentimen antar bangsa tersebut. Kabar terbaru menyebut Anti-Columbus Daymenyeruak di beberapa daerah.
Sebuah pesan dicoretkan di monumen Christopher Columbus di Philadelphia Selatan, Senin (8/10/2018).
"End Christpher Day," bunyi pesan yang dicoretkan di lantai luar monumen. Dari beberapa pesan liar yang ada, Columbus didentikan menyerupai Trump.