Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Kata "Dungu" Kian Marak Dipakai

3 April 2018   02:58 Diperbarui: 3 April 2018   19:33 3374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tangkap gambar Twitter @habiburokhman

Inilah bahasa. Kebebalan hanya termaktum dalam bahasa, dalam tanda-tanda yang muncul di pikiran. Sederhananya, kita sudah bersiap siaga untuk mendefinisikan realita, bukannya menerima realita itu terlebih dahulu. Ide mendahului realita atau dengan kata lain kecurigaan mendahului kebenaran.

Jika mampu berpikir terbuka dan menerima banyak kemungkinan, mustahil seseorang akan menuduh yang lain dungu, seperti yang dicuitkan Dahnil Anzar di atas. Artinya, kita juga dituntut, baik kesadaran sendiri atau desakan dari luar, untuk menerima kebenaran berbeda dari orang lain sekaligus menimbangnya dalam nalar, tidak sekadar dianggap angin lalu.

Cogito ergo sum, aku berpikir maka aku ada, demikian Descartes berujar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun