Mohon tunggu...
EFREM GAHO
EFREM GAHO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya Seorang Penulis

Penulis di NESIATIMES.COM

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tragedi Sumber Daya Bersama

29 Februari 2016   06:10 Diperbarui: 1 Maret 2016   04:19 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Tragedi Of The Commons (Tragedi Sumber Daya Bersama)

“Ada Kesedihan Dibalik Sumber Daya Bersama”

Manusia memang tidak pernah terlepas dari kepentingan hidupnya. Berbagai cara dilakukan agar kepentingan yang diimpikan dapat terpenuhi. Namun, terkadang dalam memenuhi kepentingan tersebut secara tidak sadar menciptakan kesedihan bagi situasi dan keadaan alam. Kenapa demikian? Karena memang individu yang secara bebas dan rasional melakukan kepentingan sendiri dalam konteks tertentu sehingga akan mengakibatkan pada berkurangnya sumber daya bersama dan ini bertentangan dengan kepentingan kelompok dalam jangka panjang.

Sebagaimana yang dipopulerkan oleh seorang ahli ekologi, Garrett Hardin dengan istilah “The tragedy of the commons”  yang menggambarkan berkurangnya sumber daya bersama (commons) karena tindakan manusia (individu) yang secara bebas dan rasional bagi kepentingannya sendiri. Dalam menjelaskan istilah itu, Hardin menggunakan analisis mengenai dampak besar berlebihnya jumlah penduduk (overpopulation). Lebih lanjut Hardin mengatakan bahwa dampak besar dari kelebihan jumlah penduduk didasarkan pada asumsi bahwa dunia memiliki batas tertentu untuk menopang kehidupan semua manusia. Maka, pertumbuhan jumlah penduduk mesti dibatasi sebagai solusi untuk mengatasi hal itu. Hardin mengatakan solusinya berbentuk paksaan tetapi berdasarkan kesepakatan bersama semua manusia (mutual coercion mutually agreed upon).

Konsep “The tragedy of the commons” digambarkan juga sebagai suatu fenomena ekonomi yang berbentuk teori permainan (game theory). Kita tidak akan bisa memenangkan sebuah permainan apabila kita tidak memiliki modal memainkan. Akan tetapi, dalam masalah kependudukan yang dibahas oleh Hardin tidak bisa diselesaikan cara teknis namun dengan memahami kondisi alam yang sesungguhnya.

Sumber daya yang dimiliki bersama seperti lautan, air, udara, dan bahkan lahan parkir dapat mengalami degradasi karena praktek eksploitasi berlebihan oleh manusia, inilah yang menjadi dasar pemikiran dari Hardin dalam melihat “The tragedy of the commons”. Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam diakibatkan oleh masalah kelebihan penduduk sehingga akan mengancam keberlansungan hidup manusia.  Ancaman ini akan memunculkan dampak negatif seperti polusi, bumi memiliki daya dukung terbatas.

Apa yang harus kita maksimalkan?

Orang pertama yang mengemukakan teori tentang kependudukan, Robert Malthus mengatakan bahwa penduduk itu (seperti juga tumbuh-tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung). Pembatasan dimaksudkan untuk menghindari kesengsaraan manusia seperti kekurangan makanan, sampai kemiskinan. Ruang akan semakin sempit, mengikuti pertumbuhan penduduk. Dunia yang terbatas hanya akan mendukung populasi yang terbatas pula. Oleh karena itu, mesti dilakukan pengekangan segera dan pengekangan hakiki, demi menyelamatkan dunia.

Langkah untuk memaksimalkan ini merupakan salah satu langkah penting untuk menghindari ancaman-ancaman lain dari kelebihan penduduk. Memahami, mengerti, dan bertindak untuk inisiatif berkompromi dengan manusia lain merupakan resolusi setiap generasi yang mendambakan dunia ini baik-baik saja.

Fenomena Kebebasan Manusia Dalam

Sumber Daya Bersama

Sebuah tragedi bukanlah kata yang mengandung kebahagiaan akan tetapi sebuah kesedihan besar yang terus berlarut, karena dunia yang terbatas akan menghasilkan buah yang buruk, seperti kekejaman yang semakin tinggi sehingga situasi dan kondisi dunia tidak mendukung. Peristiwa ini akan terjadi berabad-abad seperti terjadinya perang suku, budaya, sampai pada penyakit yang datang silih berganti sehingga semua ini mengakibatkan stabilitas sosial menjadi terganggu.

Rasionalisasi bertindak sesuka hati bagi dunia ini, dipertanyakan. Masing-masing orang kebanyakan hanya memikirkan diri sendiri, masing-masing melakukan sesuatu hal sesuai kehendak hati dan semua itu tanpa melihat kondisi dunia yang semakin kurang mendukung. Kebebasan setiap manusia pada sumber daya di bumi ini akan berakhir pada kehancuran bagi semua. Harta bersama adalah milik bersama, setiap manusia harus melepaskan ego diri masing-masing menjauhi kecerobohan untuk bertindak secara sendiri. Disini berbicara tentang rasio kolektif bukan rasio individual. Sebagaimana ilustrasi yang diberikan oleh Hardin, bahwa manusia dihadapkan pilihan apakah akan menambah jumlah ternak atau tidak, penggembala yang pada akhirnya memilih menambah, yang berarti tidak bekerjasama, Penggembala  akan terjadi penggembala akan menggunakan rasionalitas individu dalam membuat keputusan sehingga yang terjadi pada lahan rumput adalah kerusakan. Demikian juga, terkait masalah penduduk setiap orang yang rasional akan menggunakan kekuasaannya untuk memilih tidak bekerja sama dengan memiliki keluarga besar. Hal ini tentu saja akan hasil akhir buruk, yaitu ledakan jumlah penduduk.

Aturan Hukum

Undang-undang ditegakkan untuk menjaga keamanan bumi dari ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab.  John Adams berpendapat bahwa manusia pada dasarnya mempunyai keinginan untuk berbeda dari yang lain atau mempunyai kelebihan dan dipandang terhomat dihadapan manusia lain. Ego manusia dan kebanggaan dalam pandangan membuat manusia berusaha mencari kehormatan, kebanggaan dan prestasi menguasai orang lain, kesemuanya dapat menyebabkan konflik antara satu dengan yang lain. Masyarakat yang terstruktur dan pemerintahan seharunya dibangun untuk mengontrol ambisi yang berlebihan setiap orang. Aturan adalah satu-satunya hal yang logis yang bisa diterapkan untuk manusia agar berlaku apa adanya dan tidak berlebihan. Tentunya dengan penegakkan aturan yang benar-benar bukan sekedar formalitas. Moralitas harus ditegakkan untuk membatasi diri manusia dari berlaku berlebihan.

Toleransi Bukan Intoleransi

Berkembang biak merupakan hak setiap orang, hal ini menciptakan sikap intolerasi perkembangbiakan secara bebas. Tidak ada solusi teknis dapat menyelamatkan dunia dari penderitaan kelebihan populasi selain mengurangi kebebasan untuk berkembang biak secara masif dengan sesegera mungkin. Ini merupakan wujud sikap toleransi kepada sesama manusia lain. Maka, tragedi sumber daya bersama dapat diakhiri. (Efrem Gaho/131005163/Sos) 

 

Hardin, G. 1968. The Tragedy Of The Commons  in Environmental Economics. (Markandya A. And J. Richardson Ed.) Earthscan  Publications Ltd, London.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun