Sebuah tragedi bukanlah kata yang mengandung kebahagiaan akan tetapi sebuah kesedihan besar yang terus berlarut, karena dunia yang terbatas akan menghasilkan buah yang buruk, seperti kekejaman yang semakin tinggi sehingga situasi dan kondisi dunia tidak mendukung. Peristiwa ini akan terjadi berabad-abad seperti terjadinya perang suku, budaya, sampai pada penyakit yang datang silih berganti sehingga semua ini mengakibatkan stabilitas sosial menjadi terganggu.
Rasionalisasi bertindak sesuka hati bagi dunia ini, dipertanyakan. Masing-masing orang kebanyakan hanya memikirkan diri sendiri, masing-masing melakukan sesuatu hal sesuai kehendak hati dan semua itu tanpa melihat kondisi dunia yang semakin kurang mendukung. Kebebasan setiap manusia pada sumber daya di bumi ini akan berakhir pada kehancuran bagi semua. Harta bersama adalah milik bersama, setiap manusia harus melepaskan ego diri masing-masing menjauhi kecerobohan untuk bertindak secara sendiri. Disini berbicara tentang rasio kolektif bukan rasio individual. Sebagaimana ilustrasi yang diberikan oleh Hardin, bahwa manusia dihadapkan pilihan apakah akan menambah jumlah ternak atau tidak, penggembala yang pada akhirnya memilih menambah, yang berarti tidak bekerjasama, Penggembala akan terjadi penggembala akan menggunakan rasionalitas individu dalam membuat keputusan sehingga yang terjadi pada lahan rumput adalah kerusakan. Demikian juga, terkait masalah penduduk setiap orang yang rasional akan menggunakan kekuasaannya untuk memilih tidak bekerja sama dengan memiliki keluarga besar. Hal ini tentu saja akan hasil akhir buruk, yaitu ledakan jumlah penduduk.
Aturan Hukum
Undang-undang ditegakkan untuk menjaga keamanan bumi dari ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. John Adams berpendapat bahwa manusia pada dasarnya mempunyai keinginan untuk berbeda dari yang lain atau mempunyai kelebihan dan dipandang terhomat dihadapan manusia lain. Ego manusia dan kebanggaan dalam pandangan membuat manusia berusaha mencari kehormatan, kebanggaan dan prestasi menguasai orang lain, kesemuanya dapat menyebabkan konflik antara satu dengan yang lain. Masyarakat yang terstruktur dan pemerintahan seharunya dibangun untuk mengontrol ambisi yang berlebihan setiap orang. Aturan adalah satu-satunya hal yang logis yang bisa diterapkan untuk manusia agar berlaku apa adanya dan tidak berlebihan. Tentunya dengan penegakkan aturan yang benar-benar bukan sekedar formalitas. Moralitas harus ditegakkan untuk membatasi diri manusia dari berlaku berlebihan.
Toleransi Bukan Intoleransi
Berkembang biak merupakan hak setiap orang, hal ini menciptakan sikap intolerasi perkembangbiakan secara bebas. Tidak ada solusi teknis dapat menyelamatkan dunia dari penderitaan kelebihan populasi selain mengurangi kebebasan untuk berkembang biak secara masif dengan sesegera mungkin. Ini merupakan wujud sikap toleransi kepada sesama manusia lain. Maka, tragedi sumber daya bersama dapat diakhiri. (Efrem Gaho/131005163/Sos)Â
Â
Hardin, G. 1968. The Tragedy Of The Commons in Environmental Economics. (Markandya A. And J. Richardson Ed.) Earthscan Publications Ltd, London.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H